Toyota Butuh Teman Garap Proyek Mobil Listrik

0
228
Toyota Butuh Teman Garap Proyek Mobil ListrikIlustrasi pabrik Toyota. (REUTERS/Issei Kato)

LENSAPANDAWA.COM – Proyek ambisius Toyota terkait kendaraan listrik yang menggaet dua perusahaan China, yaitu Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) dan pembuat mobil listrik BYD Co Ltd, kemungkinan bakal meluas ke Indonesia.

Menurut Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam, buah kerja sama itu untuk Indonesia akan dibicarakan dengan prinsipal bila regulasi baru tentang kendaraan listrik sudah diterbitkan pemerintah.BYD belakangan menjadi sorotan otomotif dalam negeri, pasalnya produsen mobil listrik ini sudah memulai kerja sama dengan pihak lokal. Contohnya adalah BYD terlibat dalam proyek bus listrik Transjakarta dan MPV e6 sudah dipakai perusahaan taksi Blue Bird sebagai armada percontohan.

Selain itu, Kementerian Perindustrian juga sudah menyebutkan BYD merupakan salah satu pihak yang berencana merelokasi pabrik ke Indonesia.

“Itu (BYD dan Toyota) masih di China untuk konsumen China. Tapi yang Indonesia belum lah. Yang penting regulasi dulu,” kata Bob saat ditemui di kawasan BSD, Tangerang, Senin (23/7).

“Yang penting regulasi dulu. Kalau kami sudah buat rencana bisnis (dengan BYD), eh regulasinya (belum terbit)? Ya harapan kami regulasi segera agar bisa membuat rencana bisnis,” ucapnya.

Harus Kerjasama

Bob melanjutkan dalam sebuah bisnis otomotif, kongsi bersama perusahaan lain, bahkan kompetitor sekalipun, merupakan hal wajar. Itu dapat terlihat dari kerjasama Toyota di beberapa negara, seperti di Amerika bersama Mazda, India dengan Suzuki, dan di China menggandeng BYD serta CATL.

“Jadi memang di bisnis ini memang ya 1.000 teman kurang, 1 musuh terlalu banyak khusus untuk baterai, jadi memang kerjasama dimana-mana,” katanya.

Untuk CATL, Bob memaparkan bahwa perusahaan itu sudah berinvestasi di Morowali, tepatnya di area atau kawasan industri khusus baterai. CATL diketahui berkongsi dengan sejumlah perusahaan antaranya LG, Volkswagen, hingga Mercedes-Benz.

Bob pun berharap kehadiran CATL dapat membantu geliat bisnis kendaraan listrik Toyota, terutama untuk memasok baterai.

“Ya mestinya (baterai mobil listrik Toyota aman). Kalau Indonesia punya sumber daya mineral yang besar ya tidak ada masalah,” kata Bob.

Perlu diketahui juga bila Toyota menargetkan setengah dari penjualan globalnya merupakan kendaraan listrik pada 2025, atau lima tahun lebih cepat dari jadwal, yaitu 2030.

Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here