Ribuan pengemudi ojek online (ojol) hari melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta. Senin 23 April 2018. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
LENSAPANDAWA.COM – Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia, inisiator rencana aksi massa terkait pernyataan warga negara Malaysia yang dirasa merendahkan martabat para ojek online (ojol), menjelaskan, 10 ribu orang akan turun ke jalan pada pekan depan.
Rencananya 10 ribu orang itu bakal melakukan demonstrasi di Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia di Jakarta dan juga Konsulat Jendral Malaysia yang berada di daerah. Demonstrasi itu dijadwalkan dilakukan pada 3 September.
“Estimasi sekitar 10 ribuan ojol nanti turun ke Jakarta untuk kepung Kedubes Malaysia. Dari Jabodetabek, ojol yang dari lintas pantura, dan juga dari bandung, dari Sumatera sudah confirm mau hadir minggu depan,” kata Igun Wicaksono Ketua Garda saat dihubungi, Selasa (27/8).
Sebelumnya Garda telah mengirimkan surat terbuka kepada Kedubes Malaysia yang isinya meminta klarifikasi dan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia terkait pernyataan diduga Shamsubahrin Ismail, pendiri perusahaan Big Blu Taxi Service.
Pernyataan Shamsubahrin yang direkam video lantas viral. Dia mengatakan, “Gojek hanya untuk orang miskin seperti di Jakarta, di Thailand, di India, di Kamboja”.
Pada 19 Agustus, Gojek yang telah beroperasi di Thailand, Vietnam, dan Singapura, telah bertemu dengan pemerintah Malaysia sebagai langkah awal memulai operasional di sana. Meski begitu upaya kehadiran Gojek mendapat perlawanan dari pengusaha transportasi lokal.
“Agar mereka segera membuat pernyataan maaf terbuka kepada seluruh rakyat Indonesia khususnya pada kami ojek online yang dalam video tersebut kami memang merasa direndahkan martabat kita,” ucap Igun.
Menurut Igun, pihaknya masih menunggu respons Kedubes Malaysia soal surat terbuka. Bila sampai Kamis (29 Agustus) atau Jumat (30 Agustus) tetap tidak ada respons, Igun bilang bakal meminta izin ke kepolisian untuk melaksanakan demonstrasi.
“Hari Kamis atau Jumat kami sudah memasukkan izin ke kepolisian,” ucap Igun.