Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
LENSAPANDAWA.COM – Kalimantan Timur menjadi pilihan pemerintah untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta. Dari segi teknologi, Kalimantan Timur dinilai harus bisa menampilkan sisi modernisasi Indonesia untuk dunia.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Information and Communication Technology (ICT) Institute Heru Sutadi menanggapi keputusan pemerintah untuk memindahkan ibu kota ke wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara bersama Kabupaten Penajam paser Utara di Kalimantan Timur.
“Sebagai etalase Indonesia, Ibu Kota RI yang baru di Kalimantan Timur nantinya harusnya menampaknya sisi kemodernannya. Namun tetap dengan memperhatikan lingkungan dan berkelanjutan,” kata Heru saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (27/8).
Ia mengatakan adopsi teknologi dilakukan dengan cepat agar bisa menampung penduduk yang akan pindah ke tanah Kalimantan ini. Khususnya, dari segi jaringan telekomunikasi.
“Adopsi teknologi baru untuk memberikan layanan terbaik bagi rakyat mau tidak mau harus dilakukan. Namun begitu, SDM juga ASN juga harus disiapkan. Hal ini karena ke depan layanan akan berbasis online atau aplikasi makin besar,” katanya.
Ia mengatakan, penerapan konsep smart city dan berkelanjutan yang menimbang dari sisi lingkungan dan teknologi perlu diterapkan oleh pemerintah.
Heru mengatakan pemerintah harus segera meningkatkan jaringan agar kecepatan data bisa menampung semua teknologi yang akan diterapkan di calon ibu kota.
“Dukungan internet super cepat diperlukan. Yang mampu mendukung kendaraan tanpa sopir, otomatisasi sistem dan penggunaan big data, internet of things, blockchain termasuk bersiap adopsi central bank digital currency,” ujarnya.
Ia mengatakan kota modern seharusnya tak lagi dirusak dengan keruwetan tiang kabel optik. Oleh karena itu di Kalimantan, ia berharap agar pemerintah bisa menerapkan infrastruktur telekomunikasi di bawah tanah.
Tak hanya itu, untuk menunjang keandalan telekomunikasi, Heru mengatakan daya listrik Kalimantan juga harus ditingkatkan agar layanan internet bisa terus digunakan masyarakat.
“Yang saya alami, di Kalimantan suka mati listrik. Jadi harus ada dukungan dari dua pembangkit berbeda agar listrik menyala terus,” katanya.
Tak hanya layanan internet, layanan pemerintah elektronik juga bisa terus diakses dengan adanya pasokan listrik yang memadai.
“Ini juga untuk mendukung penuh layanan internet yang digunakan untuk layanan pemerintahan secara elektronik dan juga data center yang harus menyala terus 24 jam sehari 7 hari dalam seminggu dan 365 hari dalam setahun,” kata Heru.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan Timur membutuhkan infrastruktur jaringan telekomunikasi dan internet yang andal.
“Nanti baru membentuk banyak ring, jadi kalau Palapa Ring untuk Indonesia. Untuk Kalimantan sendiri harus banyak Palapa Ring, keterandalannya harus tinggi,” kata Rudiantara di kantor Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Senin (26/8).
Rudiantara juga berwacana agar Kalimantan harus direncanakan untuk menjadi ‘pintu gerbang’ untuk koneksi internet Indonesia ke dunia internasional.
Hal ini diungkap Rudiantara terkait cara untuk meningkatkan keandalan internet di ibu kota negara baru, Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.