Ilustrasi. Kominfo berkomentar soal kontroversi film yang menceritakan ‘Yesus Gay’ di Netflix. (CNN Indonesia/Daniela)
LENSAPANDAWA.COM – Film orisinal Netflix bertajuk “The First Temptation of Christ” yang menggambarkan Yesus sebagai seorang gay sontak menjadi kontroversi. Akibat film ini, warga Brasil bahkan telah membuat petisi di situs change.org yang telah ditandatangani oleh 1,8 juta orang.
Film karya kelompok komedian YouTube Brasil ternyata bisa diakses pengguna Netflix di Indonesia. Saat ditanya potensi pemblokiran film tersebut, Menteri Komunikasi & Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengakui belum menonton film tersebut.
“Belum nonton, belum cek,” ujar Johnny saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (18/12).
Menurut Johnny, pemerintah sesungguhnya menghindari konsep pemblokiran. Menurut Johnny, semangat yang dibangun adalah semangat membangun ekosistem digital yang baik bagi seluruh pemain digital.
“Kita semangat bangun, orang datang & bangun di Indonesia bukan untuk blokir. Tapi pada saat berbisinis di indonesia aturannya mengikuti aturan Indonesia,” ujarnya.
Petisi “The First Temptation of Christ” di Brasil digagas oleh pemilik akun Alex Brindejoncy pada dua pekan lalu. Petisi tersebut juga menyerukan agar Netflix menghapus “The First Temptation of Christ” dan menuntut Porta dos Fundos atas tuduhan kejahatan terhadap kepercayaan.[Gambas:Video CNN]
“Menuntut Porta dos Fundos atas tuduhan kejahatan terhadap kepercayaan. Kami juga menuntut permohonan maaf karena mereka benar-benar melukai umat Kristen,” bunyi petisi tersebut.
Film “The First Temptation of Christ” adalah film komedi garapan Porta dos Fundos. Di film ini, Yesus digambarkan menjalin hubungan dengan seorang rekan lelaki bernama Orlando. Mereka tiba di rumah Maria dan Yusuf yang sudah mempersiapkan pesta untuk menyambut anaknya.
Film ini dirilis pada 3 Desember lalu, tepat menjelang Natal yang merupakan hari kelahiran Kristus.
Di Google Review, film ini mendapat nilai 1,6 dari 330 orang. Rating ini didapat dari sebagian besar pengguna yang memberi nilai bintang 1 dan sedikit yang memberi bintang 5.
Mereka yang memberi bintang 1 berpendapat film ini telah menyinggung umat Kristiani.
“Kebebasan berpendapat sah-sah saja asal tidak mengolok seseorang di depan umum terkait agama, ras, seks, dan sebagainya,” tulis Heather Cropp.
Sementara mereka yang memberi bintang 5 menganggap film ini sebagai film komedi yang menarik dan aneh.
“Komedi yang aneh sekali. Paling baik ditonton saat Anda tidak terlalu serius […] Terima kasih kepada jutaan orang yang mengajukan petisi untuk melarang film ini, atau saya tidak akan pernah mendengarnya dan menontonnya!” tulis Elaine Neely.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.