Ilustrasi virus corona. (iStockphoto/koto_feja)
LENSAPANDAWA.COM – Peneliti mengembangkan alternatif obat untuk menyembuhkan pasien yang terinfeksi virus corona menggunakan suntikan kloning antibodi. Suntikan antibodi ini disebut efektif mengobati pasien Covid-19 yang masih ada di tahap awal infeksi.
Suntikan antibodi hasil kloning diklaim dapat secara instan mempersenjatai tubuh untuk menetralisir virus. Kloning antibodi itu kemungkinan akan bermanfaat untuk mengobati pasien yang berada pada tahap awal infeksi. Hal ini diungkap perusahaan farmasi AstraZeneca.
Melansir The Guardian, kepala eksekutif AstraZeneca, Pascal Soriot mengatakan bahwa perawatan yang dikembangkan oleh perusahaan itu menggunakan kombinasi dua antibodi. Dia mengatakan kombinasi itu bisa mengurangi kemungkinan resistensi berkembang menjadi satu antibodi.
Soriot mengatakan terapi antibodi lebih mahal daripada produksi vaksin. Sehingga, dia menyebut pengobatan itu akan diprioritaskan untuk orang tua dan rentan.
“Yang mungkin tidak dapat mengembangkan respons yang baik terhadap vaksin,” kata Soriot.
Saat ini, AstraZeneca diketahui telah menandatangani perjanjian dengan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (Cepi) untuk membantu memproduksi 300 juta dosis kandidat vaksin virus corona yang kemudian dapat diakses secara global. Vaksin itu sedang dikembangkan oleh Jenner Institute di Universitas Oxford.
AstraZeneca menegaskan akan langsung melakukan produksi jika vaksin itu lulus uji coba manusia. Mereka berharap vaksin dapat tersedia di musim gugur. Uji coba vaksin potensial telah dimulai di Brasil, episentrum baru pandemi untuk memastikan studi dapat diuji dengan baik.
Di sisi lain, Serum Institute of India dilaporkan sedang mempertimbangkan kemitraan paralel dengan AstraZeneca agar perawatan antibodi bisa menjadi perawatan yang didanai dari dana pribadi.
Melansir MSN, antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap keberadaan zat asing, seperti virus corona. Pembentukan antobodi bisa memakan waktu beberapa hari.
Antibodi mengenali dan menempel pada zat-zat yang disebut antigen untuk menghilangkan virus dari tubuh. Kemudian, antibodi mengingat antigen sehingga jika seseorang terpapar lagi, ia dapat menghasilkan antibodi lebih cepat.
Tidak jelas berapa lama antibodi dari infeksi pertama bertahan dalam sistem yang memberikan semacam kekebalan.
Sedangkan suntikan antibodi hasil kloning akan dilakukan dengan mengambil kode genetik untuk antibodi Covid-19 dan klon rekayasa di laboratorium untuk menghasilkan jumlah massa.
Antibodi monoklonal atau antibodi yang spesifik mengenali satu antigen telah digunakan dalam pengobatan difteri, tetanus, dan Ebola. Sejauh ini, pengobatan antibodi monoklonal masih dalam tahap percobaan klinis.
Suntikan antibodi hasil kloning dasarnya akan memberi seseorang kesempatan untuk melawan virus dengan cepat sehingga tidak memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi penyakit parah.
(jps/DAL)