4 komitmen global warnai kebijakan program KKBPK

0
156
4 komitmen global warnai kebijakan program KKBPKSekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Nofrijal. (Foto Adiwinata Solihin)

LENSAPANDAWA.COM – Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Nofrijal mengatakan bahwa saat ini ada empat komitmen global yang mewarnai kebijakan program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).

"Keempat komitmen disebut dengan 'zero accident', yaitu zero kematian ibu hamil dan bersalin, zero keinginan ber-KB tetapi tidak terpenuhi, zero kekerasan terhadap perempuan, serta zero terhadap pernikahan usia anak atau di bawah umur," ujarnya di Gorontalo, Kamis.

Ia mengungkapkan bahwa angka kematian ibu hamil dan bersalin mencapai 359 per 100 ribu persalinan telah menempatkan Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi di asia.

"Jangankan dengan negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, kita jauh tertinggal dengan Sri Langka yang angka kematian ibu hamil dan bersalinnya di bawah 20 per 100 ribu kelahiran hidup," ungkapnya.

Angka kematian ibu tersebut, kata Nofrijal, berkorelasi signifikan terhadap tingginya pernikahan usia muda dan perencanaan kehamilan yang tidak tepat.

"Serta masih terperangkap dengan empat T, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu rapat, dan terlalu banyak dalam kehamilan dan persalinan," katanya.

Selain itu, kata dia, ada tiga terlambat, yaitu terlambat memperoleh komunikasi informasi dan edukasi (KIE), terlambat dalam memutuskan di keluarga dan lingkungan, serta terlambat dalam mengambil tindakan medis di fasilitas pelayanan.

"Untuk menghilangkan angka keinginan ber-KB yang tidak terlayani, ini adalah tugas pokok dari pemerintah dalam menangani program keluarga berencana, hal ini termasuk dalam pemenuhan hak-hak kesehatan reproduksi yang merupakan bagian dari pemenuhan hak asasi manusia," kata dia.

Oleh karena itu, kata Nofrijal, BKKBN menyasar ke daerah yang masih tinggi angka keinginan ber-KB yang tidak terlayani, seperti wilayah Kampung KB, desa tertinggal perbatasan dan kepulauan.

Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here