Ilustrasi – gempa bumi. ANTARA/Ardika/am
LENSAPANDAWA.COM – Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan apabila memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi tenggara Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara akibat deformasi kerak bumi pada lempeng Laut Maluku.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa tersebut akibat deformasi kerak bumi pada Lempeng Laut Maluku dengan mekanisme pergerakan struktur sesar naik (thrust fault)," ujarnya dalam rilis yang dibagikan BMKG Sulut dalam grup percakapan di Manado, Selasa.
Dampak gempa tersebut berdasarkan laporan masyarakat dirasakan di Bitung dan Siau II-III MMI (getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu ), Manado II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda yang digantung bergoyang).
Belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut dan dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 11.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Dia berharap masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sambil memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan.
"Mohon mencermati dan terus berlatih langkah-langkah praktis untuk antisipasi bahaya gempa bumi baik pada saat persiapan sebelum gempa, saat dan setelah gempa," ujarnya.
Masyarakat juga diharapkan memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.
Pukul 10.51.19 WIB, wilayah laut di sebelah Tenggara Kabupaten Kepulauan Sitaro diguncang gempa bumi tektonik.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki kekuatan magnitudo 5,3 yang selanjutnya dimutakhirkan menjadi magnitudo 5,2 dengan episenter terletak pada koordinat 2,18 LU dan 126,46 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 136 kilometer arah Tenggara Kota Ondong, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara pada kedalaman 52 kilometer.
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.