Etnis minoritas Muslim Uighur di Xinjiang. (Foto: Greg Baker / AFP)
LENSAPANDAWA.COM – Dugaan tindakan persekusi dan diskriminasi terhadap etnis minoritas Muslim Uighur di Xinjiang oleh China kini berbuntut panjang. Sejumlah tokoh dunia maupun netizen di media sosial menyerukan protes dan kekecewaan mereka terhadap perlakuan pemerintah negara tirai bambu itu.
Tagar #WeStandWithUyghur pun langsung merangsek ke posisi puncak topik terpopuler Indonesia sebagai bentuk dukungan netizen kepada etnis Muslim Uighur.
[Gambas:Twitter][Gambas:Twitter]
[Gambas:Twitter]
Seperti yang dicuitkan akun @mrizals77 sambil mengunggah gambar bertuliskan “Pray For Uyghur” atau “Berdoa Untuk Uighur”.
“Saya bersama Anda, Saudaraku. Maafkan saya yang hanya bisa bersuara di sosial media dan berdoa untuk Anda. Setidaknya, Anda tahu bahwa di sisi mana saya memihak,” kata dia.
[Gambas:Twitter]
Akun @ACTforHumanity mencuitkan sepenggal kalimat dukungan pemain gelandang klub Arsenal yakni Mesut Ozil yang menyerukan kecamannya di akun Twitter pribadinya @MESUTOZIL1088.
“Tidakkah mereka tahu bahwa saudara-saudari kita (Uighur) akan mengingat kesedihan ini beberapa tahun kemudian sebagai bukan dari akibat tirani, tetapi akibat sikap diam kita, saudara Muslim mereka?” kata Ozil.
[Gambas:Twitter]
[Gambas:Twitter]
Sebelumnya, berhembus kabar bahwa China tengah berupaya membujuk sejumlah organisasi Islam seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, media Indonesia, hingga akademisi agar tidak lagi mengkritik dugaan persekusi yang diterima etnis minotritas Muslim Uighur di Xinjiang.
Ditambah dengan laporan the Wall Street Journal (WSJ) pada Rabu (11/12) yang memaparkan China mulai menggelontorkan sejumlah bantuan dan donasi terhadap ormas-ormas Islam tersebut setelah isu Uighur kembali mencuat ke publik 2018 lalu.
Saat itu, isu Uighur mencuat usai sejumlah organisasi HAM internasional merilis laporan yang menuding China menahan satu juta Uighur di kamp penahanan layaknya kamp konsentrasi di Xinjiang.
Beijing berdalih kamp-kamp itu merupakan kamp pelatihan vokasi untuk memberdayakan dan menjauhkan etnis Uighur dari paham ekstremisme.