Mengenal Naja Sputarix, Ular Kobra yang Hantui Rumah Warga

0
318
Mengenal Naja Sputarix, Ular Kobra yang Hantui Rumah WargaIlustrasi ular kobra. (Istockphoto/ Cherrybeans)

LENSAPANDAWA.COM – Teror ular kobra saat ini telah melebar ke wilayah DKI Jakarta. Pasalnya, Senin (16/12) kemarin ditemukan delapan anak ular kobra di Jalan B Rawa Bambu, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Tak sampai di situ, pada Minggu (15/12) siang juga ditemukan belasan ular kobra dengan panjang sekitar 20 sentimeter ditemukan di kloset kamar mandi warga di Kembangan, Jakarta Barat.

Menurut Ahli Hepertologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy, ular yang menghantui rumah warga di Bogor dan Jakarta itu berjenis naja sputatrix (ular sendok Jawa). Hewan ini tersebar di Pulau Jawa, Madura, Bali, Lombok hingga Flores.

“Ular jenis naja itu menyebar dari Afrika sampai Asia Tenggara, ada beberapa jenis dan di Indonesia ada dua yaitu naja sumatrana dan naja sputatrix,” kata dia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (17/12).

“Kalau naja sumatrana ini ada di Pulau Sumatra, Bangka, dan Kalimantan. Sedangkan naja sputatrix atau kobra Jawa ada di Pulau Jawa, Madura, Bali, Lombok sampai ke Flores. Persebaran alaminya seperti itu,” sambung Amir.

Lebih lanjut, dari segi ukuran ular kobra Jawa lebih besar dan kemampuan reproduksinya lebih bagus dibanding kobra Sumatra. Amir mengatakan ukuran kobra Jawa dapat mencapai 1,8 meter.

Sedangkan saat memasuki masa reproduksi, kobra Jawa dapat menghasilkan telur sebanyak 10 sampai 20 butir. Selain itu kobra Jawa dapat hidup sampai 20 sampai 25 tahun.

Ditanya beda antara King Cobra dan ular sendok Jawa, Amir menjelaskan perbedaan keduanya ada di kandungan venom (bisa).

“King Cobra itu lebih ke neurotoksin [sebuah toksin yang beraksi di sel saraf atau neuron], kalau kobra ini [ular sendok Jawa] ada kombinasi antara neurotoksin dan sitotoksik [senyawa berbahaya yang dapat mematikan sel],” imbuhnya.

[Gambas:Video CNN]

Selain itu, perbedaan juga terlihat dari ukuran tubuh mereka yang mana King Cobra lebih panjang dibanding kobra Jawa.

Telur Ular Kobra Menetas Karena Musim Hujan

Amir pun menegaskan bahwa musim penghujan merupakan fase yang baik untuk menetaskan ular kobra. Sebab, kobra merupakan jenis ular yang mampu beradaptasi di lingkungan sekitar manusia.

Selain itu lingkungan di sekitar rumah dianggap menyediakan makanan yang cukup bagi ular kobra itu sendiri.

“Saya tidak bisa berasumsi selain musim, musim [penghujan] memang bagus [untuk menetas]. Kobra ini adalah jenis yang memang punya adaptasi bagus di lingkungan sekitar manusia, hidupnya yang paling utama adalah di sawah, ladang, tegalan bahkan sekitar rumah,” terangnya.

“Jadi, memang populasi yang banyak ada di lokasi-lokasi seperti itu karena menyediakan pakan yang cukup buat mereka untuk bertahan, berkembang biak dan tempat untuk bertelur juga tersedia,” pungkas Amir.

Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here