Direktur Minauli Consulting Medan Dra Irma Minauli,MSi. (ANTARA/HO)
LENSAPANDAWA.COM – Psikolog yang juga Direktur Minauli Consulting Medan Dra Irna Minauli MSi mengatakan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang istri terhadap suaminya biasanya disebabkan cemburu karena kehadiran perempuan lain.
"Akan tetapi umumnya perempuan tidak berani melakukan pembunuhan secara langsung, sehingga mereka sering menyuruh orang lain untuk membantunya," kata Minauli, di Medan, Rabu.
Menurut dia, banyak istri yang tidak menyadari bahwa suami yang berani meninggalkan istri sebelumnya dan anak-anaknya demi mendapatkan perempuan baru, cenderung akan mengulangi perbuatan serupa pada istri berikutnya.
"Hal ini menyebabkan banyak istri kedua dan seterusnya memiliki perasaan "insecure" (tidak aman) dalam kehidupan perkawinannya, karena selain dihantui kehadiran istri sebelumnya.Mereka juga dbayang-bayangi kekhawatiran bahwa suaminya akan mencari perempuan lain," ujarnya pula.
Ia menyebutkan, perasaan tidak aman ini sering membuat banyak istri kedua menjadi lebih pencemburu dan posesif. Mereka biasanya lebih sensitif terhadap perubahan perilaku suaminya ketika mulai terlibat affair dengan perempuan lain.
"Hal ini mungkin juga disebabkan karena ia juga pernah melakukan hal serupa sebelumnya pada suaminya," ujarnya lagi.
Minauli mengatakan, secara sosial, kehadiran istri kedua juga sering kurang diterima secara sosial. Mereka sering dianggap sebagai "pelakor" atau pengganggu rumah tangga orang lain. Label tersebut tentunya membuat banyak perempuan berusaha untuk mempertahankan posisinya.
Berdasarkan banyak kasus konseling yang dilakukan, ternyata para istri kedua atau para selingkuhan memiliki sifat cemburu yang lebih besar, sehingga mereka cenderung menjadi lebih agresif dan mudah marah atau menyerang.
"Mungkin kita masih ingat kasus Bu Dedi yang melabrak selingkuhan suaminya sambil menyawer banyak uang di depan kamera," ujar dia.
Ia mengatakan, istri yang cemburu sering bertindak irasional yang bahkan tanpa disadarinya mempermalukan dirinya sendiri. Mereka cenderung bersikap impulsif, sehingga cenderung menuruti dorongan hatinya, terlebih ketika mereka dipanas-panasi oleh pihak lain.
"Pada penelitian juga ditemukan bahwa mereka yang sebelumnya bercerai, maka ketika mereka menikah lagi, peluang mereka bercerai ternyata jauh lebih besar," katanya pula.
Sebelumnya, Kapolda Sumatera Utara Irjen Martuani Sormin mengapresiasi personel kepolisian berhasil mengungkap kasus pembunuhan dialami korban Jamaluddin, hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan, dan meringkus tiga orang tersangkanya.
"Kinerja yang dilakukan petugas kepolisian itu perlu mendapat perhatian. Siapa saja yang tergabung dalam Tim Polda Sumut dan Polrestabes Medan yang menangani kasus pembunuhan itu perlu mendapat penghargaan," kata Martuani, dalam konferensi pers, di Mapolda Sumut, Rabu.
Dalam mengusut kasus pembunuhan hakim itu, menurut dia, Tim Polda Sumut bekerja sama dengan Polrestabes Medan.
"Namun akhirnya tiga orang tersangka, yakni ZH (41),JF (42) dan RF (29) berhasil diamankan petugas di lokasi berbeda, dan saat ini dilakukan penahanan dan penyidikan oleh Polda Sumut," ujar Martuani.
Ia menyebutkan, hasil penyidikan yang dilakukan Polda Sumut bahwa otak pelaku pembunuhan terhadap korban dirancang oleh tersangka ZH (istri korban Jamaluddin).
"Jadi, rencana untuk menghabisi nyawa korban sudah lama diatur ZH, dan meminta bantuan JF dan RF. Motif pembunuhan terhadap korban, adalah masalah rumah tangga yang sering terjadi cekcok," ujarnya lagi.
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.