Investigasi PBB Soal Ponsel Jeff Bezos Diretas Dipertanyakan

0
151
Investigasi PBB Soal Ponsel Jeff Bezos Diretas DipertanyakanBezos menjadi sasaran karena ia merupakan pemilik surat kabar terbesar dan tertua di AS yakni The Washington Post yang sempat menerbitkan kritik Putra Mahkota Arab Saudi. (Foto: CNN)

LENSAPANDAWA.COM – Laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) terkait motif peretasan telepon seluler milik pendiri Amazon, Jeff Bezos melalui akun WhatsApp Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman dipertanyakan sejumlah pakar keamanan siber.

Sebab, PBB melalui bidang pembunuhan di luar hukum dan kebebasan berpendapat menghubungkan peristiwa tersebut dengan kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018.

Dugaan itu kian diperkuat dengan laporan investigasi yang dikeluarkan mantan Kepala Divisi Cyber FBI, Anthony Ferrante melalui FTI Consulting. Laporan menunjukkan bahwa ponsel Bezos disusupi malware.

Mereka pun menilai Bezos menjadi sasaran karena ia merupakan pemilik surat kabar terbesar dan tertua di AS yakni The Washington Post yang sempat menerbitkan kritik Putra Mahkota Arab Saudi itu terkait kasus pembunuhan Khashoggi.

Meski begitu, Direktur Konsultasi Cyber Security Expert Robert Pritchard mengatakan perlu investigasi menyeluruh untuk menyimpulkan apakah terjadi peretasan atau tidak.

“Investigasi sangat tidak lengkap. Kesimpulan yang mereka [PBB dan FTI Consulting] buat, saya pikir tidak didukung oleh bukti,” kata dia dikutip AP.

Senada dengan Pritchard, mantan Kepala Petugas Keamanan Facebook Alex Stamos melalui cuitan di akun Twitter-nya mengatakan investigasi FTI tidak memiliki bukti yang kuat5.

“Laporan forensik FTI ini tidak terlalu kuat. Banyak bukti tidak langsung yang aneh,” cuit Stamos.

[Gambas:Twitter]

Lebih lanjut kata Stamos, FTI Consulting pun tidak dapat menyimpulkan apakah file video yang dikirim dari akun WhatsApp Salman mengandung kode berbahaya atau tidak untuk meretas ponsel Bezos.

Tak berhenti sampai di situ, seorang pengusaha Prancis Matt Suiche yang mendirikan perusahaan keamanan siber Comae Technologies juga ikut mengkritik laporan FTI Consulting.

Suiche mengatakan berdasarkan isi laporan FTI, penyelidik hanya membeberkan file video telah dihapus tanpa menjelaskan secara rinci malware yang disematkan di dalam video itu.

“Mereka tidak melakukan itu, ini menunjukkan kualitas investigasi yang buruk,” tuturnya.

Di satu sisi, Pendiri Cybersecurity Ventures Steve Morgan mengatakan laporan FTI Consulting masih terbilang masuk akal meski belum ada bukti yang kuat.

Pakar keamanan siber lain dari Fortalice Solutions, Theresa Payton juga menilai FTI mengeluarkan laporan yang kredibel tetapi ada beberapa hal yang mesti dipertanyakan.

Salah satunya, kemungkinan akun WhatsApp Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman diretas oleh pihak ketiga.

“Kecuali Mohammed bin Salman memiliki tinjauan forensik menyeluruh terkait tanggal, waktu, log telepon, lokasi, dan login. Mungkin akan sulit untuk mengetahui dengan pasti siapa yang ada di balik pesan WhatsApp itu,” kata Payton.

Sebelumnya, ponsel Bezos diretas diduga lewat video berisi spyware yang dikirim lewat akun WhatsApp Pangeran Arab Saudi, Muhammed bin Salman (MBS) pada 1 Mei 2018.

Lewat spyware itu, peretas telah mengirim banyak informasi dari ponsel Bezos. Spyware itu tak perlu waktu lama untuk melakukan aksinya. Pengintaian dan pengiriman data itu bisa dilakukan dalam beberapa jam setelah video tersebut dikirim.

Dua penyidik forensik digital PBB ini menyebut penyusupan ini memakai spyware yang kerap dipakai Saudi untuk memata-matai beberapa pihak lain. Pengiriman data ini tak terdeteksi selama beberapa bulan. Diperkirakan data dengan besar lebih dari 6 GB telah dicuri.

Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here