Potongan batang pohon Mahoni. (Foto: CNN Indonesia/Yogi Anugrah)
LENSAPANDAWA.COM – Proyek revitalisasi Monumen Nasional membuat 191 pohon yang ditebang. Ada delapan jenis pohon yang sempat ditebang beberapa di antaranya pohon Mahoni, Sawo Kecil, Glodokan Tiang, Trembesi dan Tabebuya.
Salah satu jenis pohon, yaitu Mahoni menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Sebab pohon-pohon Mahoni di Monas ditebang.
Sebelumnya Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah menjelaskan bahwa pohon Mahoni yang ditebang tersebut sudah tidak memiliki ‘nilai’.
“Enggak (dijual). Saya yakin enggak ada nilainya juga,” tegas dia.
Pohon Mahoni menjadi pohon yang paling memiliki nilai ekonomis karena bisa dimanfaatkan. Khususnya batang pohon yang bisa ‘disulap’ jadi furnitur dan ukiran kayu untuk hiasan rumah.
“Biasanya dimanfaatkan sebagai pohon peneduh. Selain itu karena memiliki tekstur yang baik sering dimanfaatkan sebagai furnitur dan ukiran kayu. Penggaris pada umumnya dibuat dari kayu mahoni,” ujar Ahli Kehutanan dari Universitas Mataram, Niechi Valentino kepada CNNIndonesia.com, Jumat (7/2).
Kayu pohon Mahoni disebut Niechi memiliki nilai ekonomis tinggi. Sebab, kayu Mahoni merupakan salah satu material unggulan dalam pembuatan furnitur. Mahoni masuk kategori material unggulan karena memiliki kesan natural dan indah.
Niechi juga mengatakan penampang kayu mahoni stabil dan kandungan minyak alami yang rendah, sehingga dalam praktik pengeringan kayu tidak terlalu membutuhkan proses yang rumit.
“Kualitas kayu dan teksturnya, serat kayunya ini beragam bagi penikmat furnitur klasik eropa kayu ini sangat bagus di-finishing dengan warna klasik,” ujar Niechi.
[Gambas:Video CNN]
Niechi mengatakan kayu gelondongan (log) Mahoni berdiameter 16 hingga 19 cm biasanya dibanderol Rp600 ribu/m3. Sedangkan batang kayu Mahoni berdiameter 10 hingga 13 cm bisa dihargai sekitar Rp400 ribu.
Ia menjelaskan mahoni termasuk pohon besar dengan tinggi pohon mencapai 10 hingga 20 meter dan diameter mencapai 100 cm. Ia mengatakan Mahoni ada 2 jenis, Mahoni berdaun kecil (swietenia mahagoni) dan mahoni berdaun besar (swietenia macrophylla).
“Tanaman ini introduksi dari benua Amerika yang beriklim tropis tetapi sudah lama dibudidayakan di Indonesia,” katanya.
Niechi juga mengatakan bagian-bagian pohon Mahoni seperti kulit hingga biji memiliki nilai ekonomis. Kulit mahoni biasanya dimanfaatkan sebagai pewarna pakaian karena tidak mudah luntur.
Ia mengatakan Getah mahoni sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan lem dan daunnya sementara digunakan sebagai pakan ternak.
“Biji mahoni dimanfaatkan masyarakat. Sebagai obat tekanan darah tinggi, kencing manis, dan malaria,” ujar Niechi.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.