Jerapah Putih, Hewan Terlangka di Bumi Mati

0
150
Jerapah Putih, Hewan Terlangka di Bumi MatiJerapah putih di hutan lindung untuk konservasi hewan di Kenya. (Handout / Caters News Agency / AFP)

LENSAPANDAWA.COM – Jerapah putih, salah satu hewan paling langka di muka Bumi punah. Dua jerapah putih yang tersisa di hutan lindung di Kenya, Ishaqbini Hirola, ditemukan sudah mati.

Mohammed Ahmednoor, manajer dari konservasi di Garissa County, Kenya menyebut para penjaga hutan telah menemukan rangka dari dua jerapah ini kemarin (10/3). Dari temuan tulang belulang ini, diperkirakan kedua jerapah ini mati empat bulan lalu.

Penyebab kematian kedua jerapah unik ini diperkirakan akibat dibunuh oleh pemburu gelap. Sebelumnya, para penjaga hutan telah melakukan pencarian setelah mendapat laporan kalau induk Jerapah dan anaknya itu tak terlihat selama beberapa waktu.

“Ini adalah hari yang sangat menyedihkan untuk komunitas Ijara dan Kenya. Kami adalah satu-satunya komunitas penjaga jerapah putih di dunia,” tulis Ahmednoor dalam siaran pers.


Terbunuhnya jerapah ini disebut sebagai pukulan keras atas langkah konservasi dan perlindungan bagi spesies unik ini. Hal ini sekaligus menjadi peringatan agar warga terus mendukung usaha konservasi.

Saat ini hanya tersisa satu jerapah putih dan banteng yang tersisa. Saat ini, pihak perlindungan hewan di Kenya sedang melakukan investigasi atas insiden ini.

Kedua hewan ini menjadi terkenal setelah diberitakan pada 2017 lalu. Ibu hewan itu ditemukan tengah bersama kedua anaknya. Ketiga hewan ini hidup di hutan konservasi tersebut dan berhasil menyedot banyak perhatian wisatawan dunia.

Para pengunjung berbondong-bondong melihat keluarga jerapah ini. Mereka sesekali melempar pandangan dari balik pepohonan kepada para wisatawan itu. Video-video tentang jerapah ini bertebaran di Youtube dan banyak ditonton.

“Ini adalah kehilangan jangka panjang terkait studi genetik dan penelitian,” tambah Ahmednoor, seperti dikutip CNN.

Hewan-hewan ini mendapat warna unik tersebut dari kondisi genetik yang disebut leucism. Kondisi ini membuat sel-sel kulit jerapah gagal menghasilkan pigmentasi. Hasilnya, bulu jerapah menjadi berwarna putih, pucat, atau totol-totol berwarna pucat.

Tapi kondisi ini berbeda dengan albino. Sebab, hewan dengan leuticism masih bisa memproduksi pigmen gelap di bagian tubuh yang lembut seperti mata. Sebab, mata jerapah-jerapah ini masih berwarna gelap.

[Gambas:Video CNN]

Secara umum, populasi jerapah terus berkurang 40 persen dalam 30 tahun terakhir. Lembaga Hewan Liar Afrika memperkirakan penyusutan ini terjadi akibat perburuan gelap dan jual beli hewan liar.

Layanan Hewan Liar di Kenya mengklaim saat ini tersisa tiga jerapah putih di dunia. Tapi, taman nasional Tarangire di Tanzania juga berhasil menemukan hewan ini pada Januari 2016.

Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here