Cara Agar Tak Menjadi Korban Hacker Saat Kerja dari Rumah

0
151
Cara Agar Tak Menjadi Korban Hacker Saat Kerja dari RumahIlustrasi peretas. (Foto: Istockphoto/ South_agency)

LENSAPANDAWA.COM – Pakar mengingatkan bahaya serangan malware dan hacker yang hendak mencuri data dan informasi ketika harus bekerja dari rumah (work from home/ WFH) guna mencegah penyebaran Covid-19.

Sebab, dengan bekerja dari rumah ada kemungkinan perangkat pengguna menjadi alat bagi para hacker untuk menyusup ke dalam jaringan perusahaan dan pemerintah.

“Sebenarnya bukan hanya malware, tapi juga menghindari hacker yang ingin mencuri data dan informasi lewat jaringan koneksi online,” jelas keamanan siber dari CISSRec, Pratama Persadha saat dihubungi, Senin (16/3).


Untuk itu, ia menyarankan agar perusahaan dan pemerintah mengedukasi keamanan siber paling mendasar untuk para pegawai. Misal, dimulai dengan cara mengamankan email, akun medsos, dan wifi di rumah.

Menurut Pratama, untuk membangun sistem kerja jarak jauh yang aman, ada 5 hal yang harus disiapkan. Kelima hal ini terkait dengan desain arsitektur sistem, metode otentikasi, teknologi enkripsi, access control dan endpoint security.

“Saat model kerja remote akan dijalankan secara menyeluruh di sebuah lembaga, harus dilakukan tes dan evaluasi sistemnya. Meliputi tes pada konektivitas, traffic connection, otentikasi, sistem manajemen, proses logging, performa, implementasi keamanan dan kemudahan pemakaian sistem,” terang Pratama dalam siaran pers.

Ia lantas membeberkan sejumlah tips ketika menerapkan konsep kerja dari rumah sebagai imbas wabah virus corona (SARS-CoV-2).

1. Reset password wifi rumah”Misalnya soal keamanan, pegawai saat menjalankan WFH harus melakukan reset password Wifi rumahnya. Juga mengurangi bahkan tidak memakai flashdisk saat memindahkan data, karena itu penggunaan cloud sangat dianjurkan,” ujar Pratama.

2. Tidak pakai wifi publikPratama juga meminta agar pemerintah dan swasta mengimbau untuk tidak memakai wifi publik saat mengakses sistem kantor dan pemerintahan.

3. Anti virus, VPN, enkripsiPratama menyarankan perangkat yang dipakai para pegawai untuk WFH harus dicek keamanannya. MInimal ada anti virus dan VPN sebagai tambahan keamanan.

Pada tingkat lebih lanjut, pegawai juga harus dilengkapi oleh sistem yang lengkap dengan enkripsi, sehingga data terlindungi.

“Keamanan adalah hal yang paling utama disamping kemudahan pemakaian. Karena itu perlu dilakukan audit kata sandi dan juga memastikan pembaruan sistem operasi (OS) pada perangkat yang dipakai. Hal ini melengkapi pemakaian VPN dan anti virus untuk keamanan,” kata Pratama.

[Gambas:Video CNN]

4. Peningkatan jaringan keamanan kantorPratama menjelaskan ini momentum tepat untuk melatih pemerintah dan negara untuk menggunakan teknologi komputasi awan (cloud) secara luas. WFH sangat membutuhkan pemakaian cloud.

Untuk skala menengah kecil penggunaan cloud yang gratis dan dasar sudah cukup. Ada dropbox, mycloud dan berbagai cloud lokal di tanah air.

“Idealnya memakai enterprise mobility management (EMM), namun memang perlu proses. Industri besar biasanya memakai teknologi EMM ini. Penggunaan EMM seharusnya lebih memudahkan dan lebih aman,” terang Pratama.

“Pengamanan perangkat dan jaringan pegawai juga harus diikuti oleh pembaruan sistem dan pengamanan jaringan kantor. Juga pegawai kunci seperti admin dan super admin harus terus mendapatkan perhatian dan prioritas keamanan, sehingga menutup celah terjadinya kebocoran data,” jelasnya.

Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here