LIPI Ungkap Cara Ketahui Ketahanan Antibodi Lawan Corona

0
287
LIPI Ungkap Cara Ketahui Ketahanan Antibodi Lawan CoronaIlustrasi virus corona. (iStockphoto/spawns)

LENSAPANDAWA.COM – Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI, Wien Kusharyoto mengatakan setiap jenis antibodi memiliki waktu bertahan yang berbeda-beda. Dia mengatakan hal itu dipengaruhi oleh berbagai hal, termasuk antibodi untuk melawan virus corona Covid-19.

“Waktu paruh (half life) molekul antibodi dalam tubuh tergantung jenisnya,” ujar Wien kepada CNNIndonesia.com, Jumat (15/5).

Wien menuturkan antibodi IgM dan IgA hanya mampu bertahan selama beberapa hari. Berdasarkan hasil penelitian, dia menyebut IgM dan IgA hanya mampu bertahan selama 5 hingga 6 hari.

Sedangkan IgG, Wien menjelaskan dapat bertahan 21 hingga 28 hari. Alasan dibalik lamanya IgG bertahan karena proses recycling yang dimediasi melalui pengikatan Fc-domain dari IgG oleh neonatal Fc receptor (FcRn).

Lebih lanjut, Wien memaparkan penentuan waktu paruh antibodi dilakukan dengan analisis farmakokinetik. Misalnya, dia berkata salah satunya dengan mengambil sampel darah.

“Dan penentuan konsentrasi antibodi dengan ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) menggunakan antigen yang sesuai,” ujarnya.

Di sisi lain, Wien menjelaskan antibodi muncul akibat respon hormonal. Dia berkata, virus dalam tubuh akan diserap oleh sel penyaji antigen (antigen presenting cell, APC) untuk selanjutnya didegradasi dan kemudian fragmen antigen yang disajikan pada permukaannya.

Fragmen antigen itu, lanjut Wien akan dikenali oleh sel T yang kemudian akan mengaktifkan respon humoral dan respon seluler.

“Respon humoral tersebut akan menyebabkan pembentukan antibodi yang spesifik terhadap fragmen-fragmen antigen dari virus,” ujar Wien.

Pada saat yang sama saat pembentukan antibodi, Wien berkata sel B memori akan terbentuk. Dia berkata sel B memori akan mengingat fragmen antigen virus sehingga memungkinkan pembentukan antibodi yang semakin matang dalam mengenali fragmen antigen tersebut, untuk berjaga-jaga apabila terjadi infeksi ulang oleh virus yang sama.

“Dengan adanya sel B memori tersebut, antibodi yang spesifik terhadap virus tersebut akan selalu terbentuk kembali selama beberapa tahun,” ujarnya.

(jps/DAL)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here