Mengenal R0 dan Rt yang Disebut Jokowi soal New Normal Corona

0
164
Mengenal R0 dan Rt yang Disebut Jokowi soal New Normal CoronaIlustrasi Jokowi. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

LENSAPANDAWA.COM – Presiden Joko Widodo menyebut R0 dan Rt virus corona (Covid-19) di provinsi DKI Jakarta sudah berada di bawah angka 1. Jokowi mengingatkan agar jajarannya saat ini fokus mengendalikan arus balik warga dari kampung halaman untuk menjaga agar R0 di Jakarta tak melebihi angka 1.

Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman menjelaskan R0 merupakan angka reproduksi atau potensi penularan dari penyakit Covid-19. Dia mengatakan R0 meningkat akibat banyak faktor, seperti perilaku masyarakat yang abai dalam memakai masker hingga jaga jarak.

“R0 adalah angka reproduksi (potensi penularan) penyakit Covid,” ujar Dicky kepada CNNIndonesia.com, Rabu (27/5).

Dicky berkata R0 adalah angka reproduksi suatu penyakit menular, semakin tinggi angkanya maka akan semakin menular, dan sebaliknya.

“Jadi istilah tepatnya bukan ideal tapi terkendali. R0 yang terkendali adalah yang mendekati nol,” ujarnya.

Sedangkan Rt atau R effective, Dicky menjelaskan adalah angka reproduksi yang terjadi setelah adanya intervensi yang dilakukan pemerintah. Beberapa intervensi yang dilakukan, misalnya pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar hingga lockdown.

Lebih lanjut, Dicky menyebut angka Rt yang ideal untuk penerapan new normal selama belum adanya vaksin Covid-19 adalah di bawah 1. Namun, dia mengingatkan pemerintah harus memenuhi kriteria yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebelum menerapkan new normal.

Beberapa kriteria WHO, yakni mampu mengendalikan transmisi Covid-19; menyediakan sistem kesehatan yang memadai dalam mengidentifikasi, mengisolasi, menguji, melacak kontak, dan mengkarantina; dan meminimalkan risiko penularan terhadap orang dalam kondisi rentan.

Selain itu, WHO mengimbau pemberlakuan langkah pencegahan di tempat kerja; mengelola kasus impor; hingga melibatkan komunitas.

“Jadi indikator nilai R e ini tidak berdiri sendiri, harus melihat indikator lainnya,” ujar Dicky.

Terkait dengan new normal, Dicky mengatakan pemerintah harus membuat program edukasi dan sosialisasi yang masif dalam 2 minggu kepada masyarakat dan institusi, seperti perkantoran, sekolah, pasar, hingga mal.

Kedua, dia meminta pemerintah membuat aturan pola kerja baru, pelayanan baru, hingga belajar baru yang dibuat dan diterapkan di setiap lokasi umum, seperti perkantoran dan sebagainya yang didukung sarana dan prasarana.

Misalnya, dia berkata adanya wastafel yang memadai di sekolah hingga penyediaan masker di tempat umum.

“Ketiga, penurunan positive test rate dalam 7 hari terakhir yang disertai peningkatan cakupan testing,” ujarnya.

Keempat, Dicky menyebut harus terjadi penurunan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dalam 7 hari  terakhir, disertai penurunan pemakaian kapasitas RS. Terakhir, dia juga berkata new normal dapat terjadi jika dalam 3 haru terakhir tidak ditemukan kasus kematian.

(jps/DAL)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here