Epidemiolog Ingatkan Anies, Pandemi Corona Jakarta Belum Usai

0
162
Epidemiolog Ingatkan Anies, Pandemi Corona Jakarta Belum UsaiIlustrasi Anies Baswedan. (CNN Indonesia/ Safir Makki)

LENSAPANDAWA.COM –

Ahli Epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman mengingatkan pandemi virus corona Covid-19 belum usai meski Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim bahwa Jakarta sudah melewati puncak pandemi Covid-19.

Dicky mengingatkan bisa saja DKI Jakarta mengalami puncak kurva kedua atau ketiga, tidak menutup kemungkinan juga akan terjadi gelombang kedua di Jakarta. Hal ini bisa terjadi apabila DKI Jakarta mulai melonggarkan berbagai protokol kesehatan.

“Artinya yang sangat penting dilakukan dan dijaga saat ini adalah penguatan strategi testing, tracing, isolasi dan dukungan perawatan yang disertai edukasi perubahan perilaku di masyarakat. semua ini akan diperlukan terus hingga pandemi berakhir,” kata Dicky saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (23/6).

Dicky mengatakan Pemprov DKI Jakarta harus tetap mempertahankan tes Covid-19  dan tetap menerapkan peraturan jarak sosial untuk mencegah kasus kembali meningkat.

Saran dari Dicky senada dengan saran  akar epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Windhu Purnomo meminta kepala daerah di Surabaya Raya untuk tidak melonggarkan aktivitas warga setelah masa transisi berakhir.

Di sisi lain, masa transisi di Surabaya Raya yang mencakup Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Gresik berlaku pada 9-22 Juni.

Lebih lanjut, Dicky menjelaskan puncak kurva pandemi merujuk pada suatu kondisi atau keadaan di mana jumlah kasus baru telah mulai mendatar dan tidak ada jumlah kasus baru.

Dicky menjelaskan puncak kurva bisa terjadi beberapa waktu dan tidak terjadi dalam satu haru. Sesuai hukum Farr, kurva pandemi umumnya simetris yang ditandai puncak kasus dan pelandaian. Dicky mengingatkan pelandaian kurva tak menandakan akhir dari suatu pandemi.

“Mencapai puncak juga bukan berarti pandemi akan berakhir. akhir suatu pandemi ditentukan tiga hal, penemuan obat, vaksin dan kekebalan alamiah yang timbul,” kata Dicky.

Sebelumnya, Anies sendiri mengatakan tingkat positivity rate virus corona di Jakarta berada di angka 5 persen dalam 10 hari terakhir atau selama masa penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. Hal itu sudah sesuai dengan syarat WHO.

Anies sebelumnya mengaku khawatir akan terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 usai pelaksanaan PSBB.

Namun, berdasarkan laporan yang ia terima dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, selama dua pekan pelaksanaan PSBB transisi di Jakarta, tidak ditemukan lonjakan kasus positif Covid-19.

(jnp/DAL)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here