Ilustrasi (Dok. NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Carnegie Institution of Washington)
LENSAPANDAWA.COM –
Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) menyebut hari ini Rabu (1/7) merupakan momen konjungsi inferior Merkurius yang berarti menjadi jarak terdekat planet itu dengan Bumi.
Pada 1 Juli 2020, posisi Merkurius hanya 87 juta kilometer dari Bumi. Nama lain dari konjungsi dalam Merkurius ini adalah transit Merkurius.
Menurut Rhorom, dengan jarak terdekat ini menjadi momen yang tepat untuk melakukan laser ranging dan mengirimkan pesawat ruang angkasa ke Tata Surya.
“Tanggal 1 Juli, jaraknya (jarak Merkurius dan Bumi) hanya 87 juta kilometer. Momen ini adalah momen yang tepat untuk melakukan laser ranging untuk kalibrasi satuan astronomi. Momen yang baik juga untuk mengirimkan wahana (spacecraft),” jelas Peneliti LAPAN Rhorom Priyatikanto.
Ada dua jenis konjungsi, inferior dan superior. Menurut Rhorom, konjungsi inferior artinya benda langit (dalam hal ini Merkurius) berada di antara Matahari dan Bumi.
Namun, menurut Rhorom fenomena ini konjungsi inferior Merkurius ini sulit diamati. Sebab, ketika ada di posisi konjungsi, Bumi berhadapan dengan sisi gelap dari Merkurius.
“Konjungsi inferior berarti sang planet ada di antara Matahari dan Bumi. Saat itu, Merkurius tampak tidak jauh dari Matahari dan kita berhadapan dengan sisi gelap planet ini,” kata Rhorom saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (1/7).
Kesulitan pengamatan ini tak hanya di Indonesia, bahkan sulit diamati oleh pengamat di seluruh dunia.
“Seluruh dunia berhadapan dengan sisi Merkurius yang sama, jadi ya sulit diamati,” sambungnya.
Jika diibaratkan, fenomena konjungsi ini seperti memotret orang dengan latar cahaya yang terang. Tentu wajah objek foto akan terlihat gelap, karena membelakangi sumber cahaya alias backlight.
Lebih lanjut kata Rhorom, konjungsi inferior merupakan fenomena biasa dan terus berulang setiap 116 hari untuk planet Merkurius
“Konjungsi inferior bisa dibilang lumrah dan terus berulang setiap 116 hari untuk Merkurius,” tegas Rhorom.
Dalam istilah astronomi, konjungsi diartikan sebagai pertemuan antara dua benda langit atau lebih. Istilah ini digunakan jika benda langit ada dalam posisi searah jika diamati dari Bumi.
Peristiwa konjungsi sendiri ada dua jenis. Konjungsi inferior dan konjungsi superior. Kedua istilah ini tergantung dari posisi planet ketika dilihat dari Bumi.
Disebut konjungsi inferior jika susunan Matahari Bumi dan planet yang diamati sejajar dan ada di titik terdekat dengan Bumi. Disebut superior jika susunan planet yang diamati ada di balik Matahari jika dilihat dari Bumi, atau menjadi titik terjauh dengan Bumi.
Mengapa benda langit bisa mengalami konjungsi? Sebab, benda langit ini bergerak dengan kecepatan yang berbeda. Sehingga, ada kalanya satu benda lain ada dalam posisi berdekatan atau sejajar dengan benda langit lain. Ada kalanya pula mereka berjauhan sama sekali.
(din/eks)