Gelar Aksi, Massa Serahkan Somasi Buka Akses Internet Papua

0
142
Gelar Aksi, Massa Serahkan Somasi Buka Akses Internet PapuaDemo pemblokiran akses internet di Papua. (Foto: CNN Indonesia/ Jonathan Patrick)

LENSAPANDAWA.COM – Puluhan orang yang tergabung dalam 18 organisasi menggelar aksi demonstrasi di depan gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di Jakarta Pusat, Jumat (23/8).

Aksi demonstrasi yang bertajuk “#Nyalakanlagi” menuntut agar Kemenkominfo membuka akses internet yang telah ditutup sejak Rabu (21/8).

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di lapangan, massa telah berkumpul di depan Kemenkominfo sejak pukul 14.40 WIB. 

Salah satu spanduk yang dibawa massa bertuliskan tuntutan “Rasisme, Diskriminasi, Ketidakadilan, dan Internet”. Tiga kata pertama dicoret,  sementara kata internet tidak dicoret. 

Spanduk lainnya berisi tulisan “Blokir Layanan Data Melanggar Hak Warga Negara Untuk Akses Informasi.” 

Koordinator Regional SAFEnet Damar Juniarto di lapangan mengatakan pemblokiran akses internet merupakan bentuk tindakan diskriminasi terhadap masyarakat Papua. 

“Sangat tidak adil dan diskriminatif kalau Papua dan Papua Barat mereka berada pada kegelapan informasi akibat keputusan sepihak pemeirntah untuk melakukan throttling pada Senin sampai Selasa. Rabu hingga saat ini (Jumat) jam 13.00 WIT jaringan internet masih padam,” kata Damar saat berorasi di depan gedung Kemenkominfo, Jumat (23/8).

Kapolsek Gambir Kompol Wiraga Dimastama mengatakan pihaknya mengerahkan kurang lebih 90 personel untuk mengawal aksi ini. 

“Personel sekitar 90an. Dari jajaran Polda Metro Jaya, Polres Jakpus, Polsek Gambir,” kata Wiraga di lapangan. 

Massa mulai masuk ke gedung pada pikul 15.15 WIB untuk menyerahkan somasi dan petisi. Petisi diklaim telah ditandatangani delapan ribu orang. 

Organisasi yang ikut dalam aksi ini adalah SAFEnet, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Amnesty International Indonesia, Yayasan Pusaka, Asia Justice and Rights (AJAR), ELSAM, Protection International Indonesia, YLBHI, LBH Jakarta, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), LBH Pers, Yayasan Satu Keadilan, Federasi KontraS, UNIPA Manokwari, WALHI, Papua Itu Kita, Vivat Indonesia, Greenpeace.

Berita sebelumyaPengacara minta tangguhkan penahanan tersangka video asusila di Garut
Berita berikutnyahadapi Persija Persebaya tanpa lima pemain inti

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here