Ilustrasi virus corona. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
LENSAPANDAWA.COM –
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan alat penyaring udara yang mengeluarkan hawa panas mampu membunuh virus corona SARS-CoV-2 penyebab pandemi Covid-19.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Agus Haryono menjelaskan udara panas bisa membunuh virus Covid-19 yang disebut mampu bertahan dalam suhu 56 derajat celsius selama sekitar 15 menit.
“Virus Corona memang dapat bertahan dalam suhu 56 derajat celsius selama sekitar 15 menit. Tentu suhu yang lebih tinggi akan dapat membunuh virus,” kata Agus.
Hasil penelitian memang menunjukkan udara panas bisa mengurangi penyebaran virus Covid-19.
Penelitian pracetak (preprint) yang belum ditinjau oleh peneliti medis lainnya (peer-reviewed) oleh Harvard Medical School keterkaitan kondisi cuaca, kelembapan, hingga curah hujan dengan penyebaran Covid-19. Penelitian dilakukan di 3.739 lokasi di seluruh dunia.
Hasil penelitian menunjukkan suhu rata-rata di atas 77 derajat fahrenheit atau 25 derajat celsius berkaitan dengan pengurangan penularan virus. Setiap kenaikan suhu sebanyak 1 derajat celsius akan mengurangi penyebaran virus sebanyak 3,1 persen.
Peneliti di University of Houston baru-baru ini mengembangkan sistem penyaring atau filtrasi. Studi dalam pengembangan sistem mencatat bahwa virus corona keseluruhan tidak dapat bertahan terhadap suhu di atas 158 derajat.
Oleh karena itu, sistem penyaringan berjalan sangat panas hingga 392 derajat sehingga disebut dapat secara efektif membunuh virus corona saat kontak.
Di sisi lain, Agus mengatakan penyaring udara dengan hawa panas ini akan memakan banyak energi karena mencakup bidang yang luas, seperti di fasilitas umum atau ruangan kantor, bukan hanya fokus di satu benda.
“Hanya saja saya membayangkan sirkulasi udara di fasilitas umum dengan menggunakan penyaringan dengan udara panas, tentu akan membutuhkan banyak sumber energi,” ujar Agus.
Agus menjelaskan LIPI sendiri sedang mengembangkan alat uap untuk mensterilisasi limbah rumah sakit untuk menghilangkan potensi kontaminasi virus Corona pada limbah medis. Berbeda dengan alat penyaringan yang digunakan untuk sterilisasi raungan, alat ini bertujuan untuk fokus membunuh virus di beda.
Agus mengatakan beberapa kajian menunjukkan virus SARS-Cov-2 mampu bertahan hidup di permukaan benda dari beberapa jam hingga beberapa hari.
“Jumlah virus pada permukaan benda tersebut semakin lama semakin berkurang. Karena virus SARS-Cov-2 tidak bisa mereplikasi diri nya atau tidak bisa berkembang biak, jika tidak berada pada inang yang hidup, seperti sel manusia,” ujar Agus.
Sebelumnya, sistem penyaringan buatan University of Houston diklaim dapat langsung menetralisir dan membunuh 99,8 persen dari Covid-19 dalam satu kali penyaringan.
Penemuan yang dipublikasi di Materials Today penyaring udara ini mampu menangkap dan membunuh Covid-19. Sistem penyaringan ini mengeluarkan hawa yang sangat panas untuk membunuh Covid-19.
“Filter ini dapat berguna di bandara dan di pesawat terbang, di gedung perkantoran, sekolah, dan kapal pesiar untuk menghentikan penyebaran Covid-19,” kata salah satu penulis studi Zhifeng Ren.
(jnp/DAL)