Tubaba, Lensapandawa.com – Nabila Tsania Akbari balita berusia 8 (delapan) bulan, sang buah hati dari pasangan Efendi dan Arnita Sari yaitu, warga Tiyuh Pagar Jaya, Kecamatan Lambu Kibang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung, divonis dokter menderita penyakit Atresia Bilier. Rabu, (31/01/24).
Berdasarkan hasil diagnosa pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek, pada awal bulan November 2023, Nabila Tsania Akbari divonis dokter menderita penyakit Atresia Bilier.
Efendi selaku orang tua Nabila Tsania Akbari menceritakan keluh kesahnya kepada awak media, bahwa pada tanggal 9 November 2023. Efendi yang didampingi oleh Ponimin selaku pihak dari Kec. Lambu Kibang, langsung melakukan pengajuan bantuan biaya untuk kesembuhan Nabila Tsania Akbari kepada Kepala Dinas Sosial Somad.
“Saat itu Kadis Sosial Somad sedang melakukan kunjungan di Tiyuh Kibang Budi Jaya (unit 6), Kec. Lambu Kibang, Kab. Tulang Bawang Barat (Tubaba),” cerita Efendi.
Efendi juga menyampaikan, pada saat 1 (satu) Minggu kemudian, setelah ia menemui Kepala Dinas Sosial Somad dan saat itu ia tidak ada di kediamannya. Bahwa, Camat Lambu Kibang yang didampingi oleh istrinya melakukan survei dikediamanya.
“Akan tetapi, sampai sejauh ini sudah 3 (tiga) bulan tidak ada kabar. Bahkan, saya selalu menanyakan ke Bapak Ponimin selaku dari pihak Kec. Lambu Kibang tentang perkembangan dari survei tersebut, jawabannya sabar dan sabar,” ungkap Efendi sembari meneteskan air mata.
Selain itu, pada tanggal 29 Desember 2023, pihak dari Tim Baznas Tubaba didampingi oleh pihak Kec. Lampung Kibang dan pihak Puskesmas Unit 7 yakni, berkunjung kediamannya sekaligus menyerahkan bantuan yakni, berupa uang sebesar Rp. 2000.000,00 (Dua Juta Rupiah) atas nama dari Baznas Tubaba.
Sementara pada tanggal 26 Januari 2024, Doni mengatasnamakan dari Kementerian Sosial dan didampingi oleh Sekdes Tiyuh Pagar Jaya Pardo. Namun, tidak sempat bertemu dengan Efendi, yakni hanya beremu dengan orang tuanya.
“Dan dalam pertemuan itu, hanya sekedar ngobrol-ngorol biasa. Kemudian, Doni yang mengatasnamakan dari pihak Kementerian Sosial berpesan nanti diusahakannya dalam berpartisipasi untuk membantu biaya pengobatan kesembuhan Nabila,” tuturnya.
Selanjutnya Efendi menjelaskan, terkait biaya yang harus disiapkan menuju pra-transplantasi hati. Bahwa, istimasi dari RS sementara untuk pengecekan calon pendonor hati guna memastikan sehat atau tidak, sekitar Rp. 65000.000,00 (Enam puluh lima juta rupiah). Bahkan, ini belum sampai terjadi operasi cangkok hati.
Dan jika menuju transplantasi hati, sangatlah tidak mudah. Dikarenakan 2 (dua) orang yang akan dilakukan operasi, sehingga memerlukan persiapan yang matang. Oleh karena itu, Nabila sejauh ini sudah memasuki 4 (empat) bulan dirawat di RS Cipto Mangun Kusumo Jakarta.
Terkait yang akan mendonorkan hati, kepada Nabila yaitu, Efendi selaku orang tuanya Nabila. Kemudian, hasil dari cek golongan darah, mereka berdua sama. Akan tetapi proses pendonoran hati itu, diluar BPJS Ketenagakerjaannya.
“Saya berharap agar Pemerintah Daerah Kabupaten Tubaba dan Para Dermawan lainnya dapat berkenan membantu saya, sehingga anak saya segera sehat kembali,” harap Efendi sembari kembali meneteskan air mata.
(*)