Pemilik mobil perlu antisipasi agar ‘turun mesin’ tidak datang tiba-tiba. (Foto: CNN Indonesia/Febri Ardani)
LENSAPANDAWA.COM – Turun mesin atau overhaul menjadi momok bagi sejumlah pemilik mobil karena cukup menguras isi kantong dan membutuhkan waktu perbaikan tak sebentar.
Ada beberapa tanda jika mobil harus menjalani ‘opname’ karena turun mesin, misalnya mesin tidak mau menyala, perubahan warna pada pelumas mesin, asap pembuangan berwarna putih, dan suara mesin berisik. Bila mobil sudah muncul tanda-tanda turun mesin, siapkan dana jutaan rupiah.
Karena itu kita perlu antisipasi agar ‘beban’ itu tidak menimpa kita. Kenali penyebab mobil harus ‘turun mesin’. Berikut rangkuman CNNIndonesia.com.
Pelumas kosong
Salah satu penyebab utama turun mesin karena mesin kehabisan pelumas. Perlu diketahui fungsi oli melumasi komponen mesin agar mengurangi gesekan antara logam di dalam. Jika isi pelumas tidak standar atau cenderung kering, maka sama saja membiarkan komponen saling ‘bertabrakan’. Jika dibiarkan dalam waktu lama, bakal merusak komponen di dalamnya.
Mesin terlalu panas
Penyebab turun mesin juga bisa karena mesin mengalami panas berlebih atau overheat. Overheat bisa dialami karena kinerja pendingin tidak optimal. Jika sudah overheat namun kita tidak menghentikan laju mobil untuk proses pendinginan, bisa menyebabkan mesin bisa mati mendadak.
Timing belt
Timing belt bertujuan untuk mentransfer daya dari poros engkol ke poros noken as. Kalau timing belt putus, katup dan piston bisa saling beradu dan mengakibatkan kerusakan. Bila rusak, tidak ada cara lain selain perbaikan turun mesin.
Efek water hammer
Efek water hammer juga bisa menjadi penyebab turun mesin. Efek ini terjadi ketika mobil baru saja melewati permukaan air yang tinggi seperti banjir. Air masuk melalui filter dan terus mengalir ke ruang bakar.
Karena air tidak bisa dikompresi seperti udara sehingga mengakibatkan pecahnya piston, connecting rod, kerusakan poros engkol dan akhirnya mobil mogok. Cara mencegahnya tentu jangan melalui jalan dengan permukaan air tinggi dan tidak memaksa mobil melalui banjir.
Oli bercampur air
Jika air masuk ke ruang bakar, maka bisa mengakibatkan air dan oli tercampur sehingga warnanya berubah menjadi seperti susu coklat.
Jika demikian, akibatnya bisa korosi, merusak bahan pelumas, mengacaukan sistem sirkulasi, merusak lapisan oli, hingga pembentukan busa. Jika sudah begini, maka lebih baik bawa mobil ke bengkel untuk dilakukan pengurasan dan penggantian oli demi mencegah turun mesin.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.