Ada Keanehan pada Lubang Hitam yang Paling Dekat dengan Bumi

0
324
Ada Keanehan pada Lubang Hitam yang Paling Dekat dengan BumiIlustrasi (REUTERS/NASA/JPL-Caltech/Handout)

LENSAPANDAWA.COM – Astronom mencatat adanya keanehan pada lubang hitam raksasa yang berada paling dekat dengan Bumi. Lubang hitam ini ada di pusat galaksi Bima Sakti yang berjaraknya 26 ribu tahun cahaya. Namun lubang hitam ini kerap tertutup debu angkasa.

Para astronom ini menemukan keanehan sebab mereka mengamati adanya kecerahan dengan tingkat yang tidak wajar. Pendaran cahaya yang dideteksi ini punya intensitas dua kali lebih tinggi dari pengukuran pada lubang hitam lainnya.

Astronom yang terlibat dalam studi ini menyebut hal ini belum pernah terobservasi sebelumnya, seperti diungkap Do. Hal ini diungkap Tuan Do at the University of California, Los Angeles, yang telah menyelidiki lubang hitam selama bertahun-tahun.

[Gambas:Twitter]

Cahaya yang terdeteksi ini sebenarnya merupakan letusan yang terjadi di lubang hitam. Letusan itu lantas melepaskan radiasi terang. Kejadian ini terjadi selama empat malam dalam periode pengamatan April dan Mei.

Selain itu, para astronom juga menemukan adanya penurunan kecerahan pada lubang hitam pada dua malam lainnya di bulan Mei. Penurunan kecerahan ini terjadi selama beberapa menit saja.

Data ini berbeda dari pengamatan lubang hitam di masa lalu yang telah dikumpulkan dalam penelitian lain. Tapi, mengapa data ini bisa berbeda? Hal ini masih menjadi misteri besar dan para astronom tidak tahu jawabannya.

Dalam studi tersebut, para astronom menyarankan untuk memperbarui model statistik untuk mengukur black hole dan variabilitasnya. Sehingga, mereka bisa melacak mengapa perubahan kecerahan ini bisa terjadi.

“Pengukuran pada 2019 mendorong batas dari model statistik yang ada saat ini,” jelas studi tersebut, seperti dilaporkan CNN.

Kemungkinan lainnya adalah perubahan kecerahan itu terjadi karena adanya perubahan fisik dalam aktivitas lubang hitam itu.

Apakah ini karena peningkatan pengumpulan materi? Para astronom mengatakan hal ini bisa dipastikan jika mereka telah mengumpulkan lebih banyak data. Terutama data terkait berbagai panjang gelombang cahaya yang dikumpulkan sepanjang sisa tahun ini dan di masa depan. Studi ini telah dipublikasikan pada jurnal Astrophysical Journal Letters.

Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here