Ilustrasi jaringan 6G. (CNN Indonesia/Jonathan Patrick)
LENSAPANDAWA.COM – Implementasi konektivitas 5G belum sepenuhnya diadopsi. Saat ini baru Korea Selatan dan China yang resmi menggelar 5G. Walau sebelumnya Amerika Serikat sempat digadang-gadang menjadi negara pertama yang mengadopsi jaringan itu.
Saat ini, diketahui setidaknya ada empat negara yang mulai melakukan studi terkait pengembangan jaringan nirkabel 6G, yaitu Korea Selatan, China, Finlandia, dan Amerika Serikat.
Meski belum mengimplementasikan 5G, Presiden Donald Trump melalui cuitan di akun Twitter pribadinya mengatakan bakal segera menerapkan jaringan 5G bahkan 6G.
“Saya ingin 5G bahkan 6G untuk segera diimplementasikan di Amerika Serikat. Perusahaan-perusahaan Amerika harus meningkatkan kinerja mereka agar tidak tertinggal,” cuit Trump @realDonaldTrump pada 21 Februari lalu.
Jurnalis The Verge sempat meminta komentar kepada perwakilan Industri Komunikasi Nirkabel AS (CTIA) mengenai cuitan Trump itu. Namun, pihak CTIA tidak memberikan jawaban pasti.
“Dukungan pemerintah sangat mempengaruhi industri nirkabel untuk dapat membawa jaringan 5G segera ke Amerika,” tuturnya.
Beralih ke Korea Selatan, salah satu lembaga penelitian negeri ginseng itu pada 12 Juni lalu telah menandatangani nota kesepahaman dengan Universitas Oulu asal Finlandia.
Penandatangan dilakukan untuk melakukan studi bersama terkait jaringan 6G. Dilansir portal berita Korsel, kerja sama kedua negara terjadi saat Presiden Moon Jae In melakukan lawatan ke Finlandia.
“Korea Selatan merupakan negara pertama di dunia yang mengkomersilkan layanan seluler 5G dan Finlandia yang menjadi ujung tombak penelitian 6G,” tutur Moon.
Di dalam perjanjian itu terungkap bahwa Universitas Oulu Finlandia bakal menggelontorkan dana sekitar 30 miliar won atau US$25,4 juta untuk menggelar proyek 6G.
Sementara itu, salah satu operator telekomunikasi Korsel, SK Telecom telah menggandeng dua vendor ponsel yaitu Nokia dan Ericsson untuk melakukan penelitian dan pengembangan jaringan nirkabel 6G.
[Gambas:Video CNN]
SK Telecom akan membuat serangkaian persyaraatan membangun dan mengauntentifikasi teknologi dari jaringan nirkabel 6G.
Selain Ericsson dan Nokia, Samsung menyatakan akan mengadakan penelitian jaringan 6G. Untuk mendukung upaya tersebut, perusahaan asal Korea Selatan ini telah memperluas tim riset telekomunikasi dan membentuk grup bernama Advanced Research Center yang berkantor di Seoul, Korea Selatan.
Hari ini (8/11), Kementerian Sains dan Teknologi China menyatakan pihaknya bakal memulai studi untuk pengembangan konektivitas 6G dengan membentuk dua kelompok kerja.
Dilansir CNBC, nantinya satu kelompok terdiri dari anggota pemerintahan yang bertanggung jawab untuk mempromosikan bagaimana penelitian dan pengembangan 6G akan dilakukan.
Sementara satu tim lain, anggotanya terdiri dari lembaga penelitian, perusahaan swasta dan 37 universitas yang bertugas untuk memaparkan sisi teknis 6G dan menyusun rekomendasi.
“Teknologi 6G masih dalam tahap awal, teknisnya masih belum jelas bahkan skenario standarisasi frekuensinya juga belum ditetapkan,” kata Wakil Menteri Sains dan Teknologi, Wang Xi.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.