Ilustrasi. Para ahli menyebut perubahan medan magnet Bumi bergerak 10 kali lebih cepat dari sebelumnya (AFP/JONATHAN NACKSTRAND)
LENSAPANDAWA.COM –
Medan magnet di Bumi dilaporkan berubah arah 10 kali lebih cepat dari yang diperkirakan. Perubahan medan magnet disebut akan membuat medan magnet terbalik dari Kutub Utara ke Selatan begitu juga sebaliknya.
Studi palaeomagnetik masa lalu telah menunjukkan bahwa medan magnet dapat mengubah arah hingga 1 derajat per tahun, tetapi studi terbaru menunjukkan bahwa pergerakan mencapai 10 derajat per tahun.
Studi ini didasarkan pada simulasi komputer terinci dari inti luar Bumi yang terbuat dari nikel dan besi sekitar 2.800 kilometer (1.740 mil) di bawah permukaan Bumi. Inti luar tersebut mengendalikan medan magnet di Bumi.
“Kami memiliki pengetahuan yang sangat tidak lengkap tentang medan magnet sebelum 400 tahun yang lalu. Karena perubahan cepat ini mewakili beberapa perilaku yang lebih ekstrim dari inti cair, mereka dapat memberikan informasi penting tentang perilaku interior bumi yang dalam,” kata penulis studi dan ahli geofisika Chris Davies dari University of Leeds di Inggris.
Studi ini bahkan menunjukkan perubahan ini 100 kali cepat dibandingkan perubahan medan magnet yang baru-baru ini diamati oleh peneliti.
Medan magnet sendiri berfungsi untuk menahan atmosfer di tempat dan melindungi manusia dari radiasi kosmik berbahaya dan angin matahari. Akan tetapi secara berkala dalam periode jutaan tahun, medan magnet terbalik sehingga Kutub Utara dan Kutub Selatan bertukar tempat.
Terakhir kali perubahan medan magnet ini terjadi sekitar 780 ribu tahun yang lalu, dan proses sebelumnya diperkirakan memakan waktu ribuan tahun. Diperkirakan perubahan medan magnet ini akan berlangsung ribuan tahun.
Davies dan koleganya Catherine Constable dari University of California San Diego menggabungkan pemodelan komputer mereka dengan garis waktu dari medan magnet Bumi selama 100 ribu tahun terakhir, Mereka menemukan kecocokan yang erat antara studi lain dan prediksi mereka sendiri.
Perubahan medan magnet planet Bumi meninggalkan jejak dalam sedimen, aliran lava, dan bahkan benda-benda buatan manusia.
Dilansir dari Science Alert, penelitian menunjukkan perubahan yang lebih cepat bertepatan dengan melemahnya medan magnet lokal.
Salah satu pergeseran medan magnet yang disorot adalah gerakan 2,5 derajat per tahun 39 ribu tahun yang lalu, tepat ketika medan magnet Bumi melemah di sekitar pantai barat Amerika Tengah.
“Memahami apakah simulasi komputer dari medan magnet secara akurat mencerminkan perilaku fisik medan geomagnetik yang disimpulkan dari catatan geologis bisa sangat menantang,” kata Constable.
Dilansir dari Live Science, tumpukan besi cair di inti luar planet yang berputar lebih dari 1.700 mil (2.800 kilometer) di bawah permukaan, memberi kekuatan pada medan magnet Bumi.
Magma konduktif yang bergolak menciptakan muatan listrik yang menentukan posisi kutub magnet dan membentuk garis medan magnet tak kasat mata dan menghubungkan kutub.
Interaksi antara inti Bumi dan medan magnet sangat kompleks. Intensitas magnet dapat bervariasi dari waktu ke waktu dan di lokasi yang berbeda di inti dan di permukaan Bumi.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan pelemahan medan magnet Bumi terkait dengan fenomena Grand Solar Minimum (GSM) atau Matahari Lockdown.
Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Siswanto mengatakan GSM mempengaruhi polaritas magnet matahari terhadap bumi.
Siswanto menuturkan jumlah bintik matahari (sunspot) maksimum dan minimum bervariasi dalam siklus ke siklus, seperti halnya siklus 11 tahunan ini. Dia menjelaskan sunspot adalah daerah dengan medan magnet photospheric yang kuat yang memiliki dua polaritas, yakni utara dan selatan.
Adapun hitungannya, lanjut Siswanto bervariasi dengan perkiraan periode 11 tahun. Bahkan, dia berkata siklus medan magnetik matahari justru dua kali lebih lama periodenya, yakni siklus 22 tahunan.
(jnp/eks)