Ilustrasi virus corona. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
LENSAPANDAWA.COM – Pemerintah Jepang mengumumkan akan memulai uji klinis terhadap obat untuk mengobati orang terinfeksi virus corona alias Covid-19. Negara sakura itu berencana menggunakan obat yang telah digunakan untuk mengobati HIV dan virus lainnya.
Melansir Gizmodo, alasan menggunakan obat HIV lantaran ikatan genetik Covid-19 yang baru diberi nama SARS-CoV-2 dekat dengan virus SARS yang terjadi pada tahun 2003, yakni berasal dari RNA. Sedangkan virus RNA diketahui juga menjadi penyebab Ebola, hepatitis C, dan HIV/AIDS.
Virus RNA yang menginfeksi manusia lewat berbagai bentuk, ukuran, dan cara. Namun, virus hepatitis C dan HIV bisa dilemahkan lewat sejumlah obat.
Misalnya, obat Ribavirin untuk haptitis C yang mampu mengganggu RNA polimerse, suatu enzim yang penting bagi banyak virus, termasuk Covid-19 untuk berkembang di dalam sel.
Sedangkan obat Lopinavir untuk HIV mampu menghambat enzim lain yang memungkinkan virus memecah protein tertentu, serta melumpuhkan kemampuan mereka untuk menginfeksi sel dan beraplikasi.
Ilmuwan mengklaim obat seperti Lopinavir mampu melawan Covid-19. Klaim itu didukung dengan keberhasilan uji obat tersebut terhadap virus SARS dan MERS yang muncul sebelum Covid-19.
Meski berhasil, studi tersebut ternyata masih dilakukan di laboratorium atau pada hewan, belum diuji kepada manusia. Sehingga, belum ada jaminan apakah obat itu bisa mengobati penderita Covid-19.
Namun, pemerintah diharapkan berusaha keras untuk mendapatkan opsi perawatan potensial mengingat Covid-19 telah menginfeksi 72 ribu orang dan membuat hampir 200 orang meninggal dunia sejak Desember 2019.
Melansir Asia Nikkei, Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand mengklaim wanita penderita Covid-19 berusia 70 tahun berhasil disembuhkan usai menerima kombinasi obat HIV, yakni lopinavir dan ritonavir.
[Gambas:Video CNN]
Wanita yang sempat menjalani pengobatan intensif selama 10 hari itu sembuh dalam waktu 48 jam. Lopinavir dan ritonavir termasuk golongan obat yang dikenal sebagai protease inhibitor.
Pusat Nasional Kesehatan dan Kedokteran Global Jepang mengatakan pekan lalu bahwa mereka telah merawat seorang pasien dari Wuhan, tempat virus itu diyakini berasal, dengan lopinavir dan ritonavir.
Pasien terkadang mengalami kesulitan bernapas, tetapi kondisinya stabil setelah perawatan dan demamnya turun lima hari setelah dirawat di fasilitas.
Meski demikian, sampel kasus yang terbatas ini tidak dapat menjadi kesimpulan bahwa Covid-19 bisa diobati dengan obat HIV. Para ahli mengatakan perlu lebih banyak pengujian untuk mengetahui apakah antiretrovirals benar-benar membantu pasien Covid-19 pulih.
Pakar biologi seluler di Universitas Tokyo, Junichiro Inoue menyebut Covid-19 seperti HIV yang menyerang sel-sel dan memaksa sel membentuk protein yang kemudian dipotong-potong lebih kecil menggunakan protease.
HIV bereproduksi dengan memaksa sel sel untuk membuat rantai panjang protein yang menjadi bahan bagi virus baru. Enzim yang disebut protease digunakan untuk memotong rantai ini ke ukuran yang sesuai.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.