Ilustrasi. Amazon buat pengakuan soal keamanan data pengguna di platformnya. (Johannes EISELE / AFP)
LENSAPANDAWA.COM – Amazon Web Services (AWS) mengaku kalau pihaknya tidak memiliki akses ke data pelanggan, sehingga perusahaan itu menjamin kerahasiaan data pelanggan.
Hal ini diungkap Head of Technology South East Asia Santanu Dutt ketika ditanya soal keamanan data layanan yang menyediakan layanan distribusi perangkat lunak (software as a service/ SaaS) itu.
Sebab, data-data pribadi yang terkumpul di seluruh layanan AWS telah diaudit perusahaan ke pihak ketiga yang dipercaya oleh Amazon.
“Kami di AWS tidak memiliki akses ke data pelanggan. Pelanggan memiliki data tersebut, mereka yang menyimpan dan mengatur data tersebut,” kata dia kepada awak media secara virtual, Selasa (9/6), ketika ditanya soal keamanan data dari layanan komputasi awan yang mereka tawarkan.
Amazon juga mengaku telah mengaudit keamanan layanan mereka kepada agen pihak ketiga.
“Sebut saja CNY (Central New York Agency),” sambung Santanu.
Santanu juga membeberkan kalau mereka sudah proaktif memberikan informasi kepada pengguna terkait keamanan data dan privasi serta bagaimana perusahaan mengelola keamanan data pengguna.
“Kami di AWS tidak memiliki akses ke data pelanggan. Kami memiliki halaman khusus tentang keamanan data dan privasi serta bagaimana kami mengelola keamanan data tersebut.”
Pada 2018, para staf di layanan ecommerce Amazon disebut sempat menjual data internal dan informasi rahasia pelanggan mereka kepada pedagang di China. Amazon sendiri memiliki beberapa perusahaan, Amazon.com untuk layanan ecommerce, sementara AWS adalah perusahaan yang memberi layanan SaaS.
Lebih lanjut Santanu pun menjelaskan soal transaksi pembayaran di layanan ecommerce perusahaan itu. Menurutnya, untuk menjaga keamanan transaksi kartu kredit pengguna, Amazon menggunakan audit PCI DSS (Payment Card Industry – Data Security Standard).
PCI DSS adalah sebuah standar keamanan data pemegang kartu baik kartu kredit, ATM, debit maupun e-money. Sebelumnya kata Santanu, keamanan transaksi dijamin oleh ISO 27000.
“Kami memenuhi PCI DSS dan memiliki sertifikat yang kami berikan ke pelanggan untuk membuktikan bahwa kami mengenkripsi data tersebut,” pungkas Santanu.
Dalam kesempatan yang sama, Amazon memperkenalkan rangkaian layanan AWS yang disebut dapat dipakai perusahaan di masa kenormalan baru Covid-19.
Produk tersebut ada Amazon Kendra, Amazon Sumerian, dan Know Your Customer. Amazon Kendra merupakan layanan mesin pencari serupa Google. Amazon Sumerian merupakan layanan yang diperuntukkan untuk pengalaman front-end berbasis 3D dan lebih interaktif.
Sementara itu Know Your Customer (KYC) kata Santanu merupakan layanan yang difungsikan untuk menggantikan pengisian formulir berbasis konvensional menjadi digital.
Nantinya pihak perusahaan atau institusi akan menyediakan fitur yang meminta pengguna untuk menghadapkan wajahnya ke layar lalu fitur akan membidik wajah pengguna.
Setelah itu, perusahaan akan disajikan data-data terkait seperti nomor KTP. Namun KYC belum bisa berlaku di Indonesia karena desain KTP belum disematkan kode QR. (din/eks)