Banjir Sungai Ambawang berdampak pada ribuan kepala keluarga

0
319
Banjir Sungai Ambawang berdampak pada ribuan kepala keluargaPetugas Polsek Ambawang melakukan pengamanan pada ruas jalan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat yang terendam banjir. (FOTO ANTARA/Istimewa)

LENSAPANDAWA.COM – Kepala Dinas Sosial Kalimantan Barat, Yuline Marhaeni menyatakan bahwa sebanyak 1.820 kepala keluarga (KK) atau 7.266 jiwa warga Kabupaten Kubu Raya menjadi korban terdampak bajir pada bulan Desember 2019 ini.

"Dari data yang berhasil kita himpun, untuk banjir yang terjadi di Kubu Raya, ada 1.820 KK yang menjadi korban bencana tersebut. Data itu berasal dari Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya yang berada di 13 titik lokasi," katanya saat menghadiri kegiatan pemaparan penanggulangan bencana di Kalbar yang dilaksanakan oleh Humas dan Protokoler Kalbar di Kantor Gubernur Kalbar, Jumat di Pontianak.

Dia mengatakan bahwa untuk sementara daerah lainnya masih dilakukan pendataan, karena bencana banjir ini juga terjadi di Kabupaten Landak, Kapuas Hulu dan beberapa daerah lainnya.

"Dalam memberikan bantuan, kami sudah menyalurkannya pada beberapa titik lokasi bencana sesuai pengajuan dari pemerintah daerah. Dalam hal ini, jika pemerintah daerah memiliki stok bahan pokok untuk bantuan masyarakat yang terdampak, maka bantuan baru bisa kita berikan setelah kita mendapatkan surat bantuan dari daerah," katanya.

Ia menjelaskan untuk tahun 2019 ini pihaknya memiliki 100 ton beras untuk disalurkan kepada masyarakat yang terkena dampak bencana alam, baik itu longsor, banjir dan angin puting beliung.

Sedangkan untuk beras reguler dari pemprov kalbar yang disiapkan 50 ton dan saat ini sudah tersisa 30 ton.

"Jadi, bagi pemkab dan pemkot yang memerlukan bantuan kepada kami, bisa mengajukan bantuan kepada gubernur dan kita siap untuk menyalurkannya. Selama 2019 ini, kita sudah menyampaikan 20 ton kepada masyarakat yang terkena dampak bencana," katanya.

Dari hasil tinjauan pihaknya di lapangan banyak masyarakat yang memilih bertahan untuk tinggal di rumahnya, karena sepertinya sudah terbiasa akibat bencana banjir ini. Meski begitu ada beberapa masyarakat yang memilih untuk mengungsi karena kondisinya benar-benar tidak memungkinkan.

"Makanya, jika ada permintaan bantuan dari pemkab dan pemkot, maka kita akan menyampaikan bantuan tersebut, termasuk ke lokasi yang terpencil dimana bantuan tersebut di drop pada posko-posko yang sudah dibentuk," demikian Yuline Marhaeni.

Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here