BKKBN-Pemrov Riau percepat tekan kematian ibu melahirkan

0
155
BKKBN-Pemrov Riau percepat tekan kematian ibu melahirkanKepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), melakukan pembinaan pada seratusan peserta terdiri atas ASN, PLKB, dalam acara Pembinaan pegawai dalam rangka pelaksanaan kebijakan reformasi birokrasi untuk meningkatkan kualitas ASN di lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi Riau. Dibuka juga dialog yang dipandu Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Riau, Agus Putro Proklamasi, disaksikan Kepala Dinas Dukcapil Dalduk dan KB Provinsi Riau Andra Sjafril, SKM, M.Kes, di Kantor BKKBN Perwakilan Provinsi Riau, di Pekanbaru, Rabu (6/11).

LENSAPANDAWA.COM – Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo,Sp.OG (K) mengatakan BKKBN sepakat berkolaborasi dengan Pemrov Riau membuat terobosan program cepat dalam menekan angka kematian ibu melahirkan yang masih tinggi di daerah setempat.

"Ya BKKBN sudah MoU dengan Gubernur Riau Syamsuar, untuk memetakan jumlah ibu-ibu hamil di daerah ini yang selanjutnya para bumil itu akan selalu diingatkan kapan memeriksakan atau mengontrol kehamilannya, kapan melahirkan serta dan memetakan bumil berisiko tinggi," kata Hasto Wardoyo kepada wartawan di Pekanbaru, Rabu.

Menurut Hasto Wardoyo, program ini merupakan bagian dari upaya untuk menekan kasus kematian ibu hamil melahirkan dan dinilai efektif bisa mengurangi kasus yang sama seperti itu misalnya dari 5.600 ibu-ibu hamil disuatu daerah yang telah menerapkan sistem ini yang dulunya dari 16, 17 jumlah kematian ibu melahirkan itu justru bisa menjadi dua orang saja.

Program ini, katanya lagi, tentunya menyenangkan rakyat dan tanpa mengeluarkan biaya besar justru bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta mereka menjadi puas.

"Jadi melalui sistem insformasi spasial ini, maka seluruh ibu-ibu hamil akan terdeteksi kondisi mereka dan tentunya kana mendpaatklan penanganan yang cepat tepat dan berkualitas dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu-ibu hamil," katanya.

Pada kesempatan itu, ia juga mengatakan adanya dukungan Gubernur Riau untuk menambah jumlah tenaga penyuluh KB atau PLKB di daerah ini akna menjadi 1 PLKB untuk 3 desa yang dulunya tercatat 1 PLKB menangani 10 desa dinilai tidak efektif itu.

Kebijakan ini katanya lagi, bagian dari percepatan mendukung kegiatan sosialisasi dan KIE BKKBN yang dilakukan PLKB. Namun demikian personal PLKB juga harus terus meningkatkan kualitas dirinya menguasai tekhnologi, dan terus rajin membaca buku-buku dan belajar bagaimana menghadapi peserta KB dengan watak dan sikap yang berbeda-beda itu melalui ilmu membaca mimik wajah orang.

"Banyak cara untuk merayu dan memuji calon peserta KB, berikan tegur sapa yang ramah hingga menciptakan empati PLKB pada calon PUS yang akan dijaring menjadi peserta aktif KB itu, sebab kalau PLKB menjadi mereka, nah tentunya PLKB harus ngomong apa?," katanya.

Pada kesempatan berdialog dengan mahasiswa Kedokteran UNRI, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo juga menyarankan mahasiswa kedokteran UNRI agar belajar untuk bisa memasang alkon saat coas, karena BKKBN punya obat dan alkon itu dengan harapan melalui mereka bisa diupayakan bertambahnya akseptor baru.

Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here