Pemasangan alat WRS NewGen di 12 lokasi wilayah Bali, Minggu (14/6/2020). ANTARA/HO-Humas BMKG. (ANTARA/Ayu Khania Pranisitha/2020)
LENSAPANDAWA.COM – BMKG pasang Warning Receiver System (WRS) generasi terbaru di 315 lokasi seluruh Indonesia pada tahun 2020 karena peralatan WRS masih dibutuhkan oleh pemerintah daerah dan kantor lembaga atau kementerian terkait.
"Untuk Provinsi Bali, pada tahun 2020 ini akan dipasang WRS NewGen sebanyak 12 lokasi, yaitu di Kantor Pusdalops BPBD Provinsi, kantor BPBD kabupaten atau kota dan juga media, yaitu RRI Denpasar," kata Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar, Drs. M. Taufik Gunawan, Dipl. Seis., dalam keterangan pers yang diterima di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan bahwa lokasi pemasangan WRS NewGen tahun 2020 ini mencakup kantor kementerian atau lembaga yang tersebut dalam Perpres No. 93 Tahun 2019 dan institusi yang terlibat dalam penanganan bencana gempa dan tsunami seperti Kantor Pemerintah Daerah (BPBD), Kantor Media Televisi atau Radio, serta institusi terkait yang memiliki kerja sama dengan BMKG terkait sharing data dan informasi.
WRS generasi atau “WRS NewGen” merupakan terobosan baru BMKG dalam penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami, karena alat ini akan memberikan informasi gempa secara lebih cepat karena bersifat “real time”.
"Dengan terpasangnya WRS NewGen ini diharapkan dapat meningkatkan performa penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami ini, maka akan dapat mempercepat respon dalam penanganan bencana, sehingga dapat memberikan manfaat nyata dalam menyelamatkan masyarakat Indonesia dari bencana,"kata Taufik.
Wilayah Indonesia yang merupakan bagian dari jalur gempa dunia yang terbentang dari Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Flores, Alor, Laut Banda, Seram, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua. Kata dia, secara umum, wilayah Indonesia memiliki 13 segmentasi sumber gempa megathrust dan memiliki sebanyak 295 segmentasi sesar aktif.
"Sebagai wilayah yang terletak pada jalur gempa aktif, kondisi fisiografi wilayah Indonesia sangat dipengaruhi oleh aktivitas tumbukan tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Ketiga lempeng tektonik tersebut bertumbukan dan bergerak secara relatif antara satu dengan yang lain, menjadikan wilayah Indonesia sebagai salah satu kawasan rawan gempa dan tsunami di dunia. Dengan kondisi tektonik yang kompleks ini, maka gempa dapat terjadi kapan saja dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman," katanya.
Hasil monitoring BMKG menunjukkan selama periode 2008-2019, rata-rata dalam setahun terjadi gempa sebanyak 5.818 kali, gempa signifikan dengan magnitudo di atas 5,0 sebanyak 347 kali dan 2 tahun sekali terjadi gempa berpotensi tsunami.
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.