Salah satu rumah warga yang roboh akibat diterjang angin kencang di Desa Jerukan Kecaatan Juwangi Kabupaten Boyolali, pada Sabtu (9/11). (Foto:dokumen BPBD Boyolali)
LENSAPANDAWA.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan seluruh wilayah di Sleman memiliki potensi dan rawan terjadi bencana sehingga masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaan.
"Jika dilihat dari letak geografisnya, Sleman ini memiliki tujuh potensi bencana. Seluruh wilayah kecamatan di Sleman rawan bencana," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Selasa.
Menurut dia, potensi bencana tersebut meliputi, erupsi Gunung Merapi, banjir lahar, banjir, tanah longsor, angin kencang, gempa bumi dan kebakaran.
"Sedangkan memasuki musim pancaroba hingga musim hujan ini, potensi bencana yang paling rawan adalah bencana hidrometeorologi," katanya.
Ia mengatakan, dari pengalaman yang lalu, hampir seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Sleman diterjang angin kencang hingga mengakibatkan banyak pohon tumbang dan bangunan rusak.
"Kemungkinan pada musim pancaroba ini akan menimbulkan angin kencang hingga puting beliung sehingga diperlukan berbagai langkah antisipasi," katanya.
Makwan mengatakan, selain memetakan daerah yang punya potensi bencana tinggi, BPBD juga berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman untuk melakukan pemangkasan pohon perindang jalan yang punya potensi roboh saat diterpa angin.
"Sejak awal kami sudah berkoordinasi dengan DLH untuk melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon agar tidak membahayakan masyarakat terutama pengguna jalan," katanya.
Ia mengatakan, selain pohon tumbang, yang harus diwaspadai adalah keberadaan konstruksi baliho dengan ukuran besar.
"Jika konstruksi baliho tidak kuat dikhawatirkan akan roboh saat ada angin kencang. Jadi kami imbau agar pengendara hati-hati saat melintas di jalan yang banyak pohon dan baliho," katanya.
BPBD Sleman juga mempersiapkan bronjong kawat untuk antisipasi longsor atau talud sungai jebol jika terjadi banjir di sejumlah aliran sungai.
"Kami siapkan sebanyak 400 bronjong kawat. Sebagian sudah didistribusikan untuk penguatan tanggul sungai," katanya.
Warga yang rumahnya berada di atas tebing sungai juga diimbau agar waspada, karena saat musim hujan menambah debit air dan aliran air sungai menjadi semakin deras dan berpotensi menggerus tebing sungai.
"Kalau seperti ini dampaknya tebing sungai longsor, sehingga kami imbau masyarakat yang tinggal berdekatan dengan tebing sungai agar waspada," katanya.
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.