BPPT Siap Bantu Pemda Bikin Teknologi Peringatan Dini Banjir

0
194

LENSAPANDAWA.COM – Peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBPT) Nur Hidayat mengatakan pihaknya siap membantu pemerintah daerah dalam membuat sistem peringatan dini banjir atau flood early waring system (FEWS). Sistem peringatan dini banjir untuk jangka panjang dinilai sangat mendesak.

Dikatakannya, BPPT telah memasang peringatan banjir atau FEWS di sejumlah daerah, di antaranya Bekasi, Sumatera dan sejumlah daerah lain di luar Pulau Jawa.

“Kami siap misalkan diminta kerja sama untuk membuat sistem peringatan banjir secara dini oleh pemerintah daerah,” ujarnya dikutip dari Antara, Minggu (12/1).

Sejauh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sudah punya alat automatic water lavel recorder (AWLR), namun dijelaskan Nur, itu sistem peringatan dini banjir, melainkan alat tersebut disiapkan sebagai penunjang kinerja DPU Kota Tangsel.

“AWLR yang dimiliki Dinas PU ini bukan alat peringatan dini banjir. Jadi, di Kota Tangsel ini belum ada alat peringatan dini banjir. Yang ada, hanya alat untuk pengukuran ketinggian air yang dimiliki Dinas PU,” ucap Nur.

Dinas PU Kota Tangsel, menurut Nur Hidayat memiliki 11 alat AWLR yang dipasang di 11 lokasi berbeda.

Fungsinya untuk menunjang tupoksi (tugas pokok dan fungsi) DPU Kota Tangsel, seperti pengerukan sungai, pembuatan tanggul, pengerukan drainase dan lainnya.

[Gambas:Video CNN]

BPPT, diakui Nur bersedia jika diminta pemerintah daerah untuk menyiapkan alat peringatan dini banjir di sejumlah titik di Kota Tangsel.

“Kami siap membantu dalam pembuatan sistem peringatan banjir,” ujarnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Selatan Aries Kurniawan mengatakan, akan mengoptimalkan 11 alat AWLR yang berfungsi untuk pengukuran ketinggian air. Alat tersebut dikelola langsung oleh Bidang Sumber Daya Air Dinas PU Kota Tangerang.

“Fungsinya untuk penunjang kinerja kami (DPU Kota Tangsel). Jadi, bukan untuk sistem peringatan dini banjir. Karena memang hal itu bukan tupoksi kami, tapi di instansi lain,” ujar Aries.

Berdasarkan data KemenkoPMK, hingga Agustus 2015 terdapat 375 kejadian banjir dengan sejumlah kerugian, di antaranya: 25 jiwa meninggal, 606.655 jiwa mengungsi, 437 unit rumah rusak berat, 15 unit fasilitas kesehatan rusak, 51 unit fasilitas ibadah rusak, dan 166 unit fasilitas pendidikan rusak.

Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here