Dipstick mesin untuk memeriksa kondisi oli dari luar. (iStock/ljubaphoto)
LENSAPANDAWA.COM – Mungkin banyak orang sudah paham salah satu cara memeriksa kondisi pelumas alias oli mesin menggunakan dipstick. Namun bisa jadi tak semua paham cara menggunakan dan membaca analisanya.
Dipstick berupa batang besi, umumnya berbentuk pipih, yang dicelupkan ke lokasi penyimpanan oli di dalam mesin. Alat ini memudahkan memeriksa kualitas dan volume oli dari luar mesin.
Komponen dipstick bisa dikenali dari bentuk kepalanya yang berupa lingkaran, biasanya berwarna terang kuning, merah, atau putih, untuk pegangan jari saat ingin menarik.
Dipstick merupakan bagian dari mesin yang sudah disediakan produsen. Jadi barang ini bukan perkakas aftermarket yang perlu dibeli pemilik, kecuali rusak dan perlu diganti.
Head of Technical Service & CS Support Department Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Boediarto menjelaskan, sebelum menggunakan dipstick pastikan mobil parkir di permukaan yang rata.
Dia juga menyarankan pemakaian dipstick tidak dalam kondisi panas yang berarti mesin baru saja berhenti bekerja. Perlu dipahami perlu waktu agar oli yang tersirkulasi ketika mesin bekerja sampai turun ke tempat penampungan.
“Setelah itu buka kap mesin dan cabut stick olinya ,” kata Boediarto dalam diskusi virtual belum lama ini.
Boediarto mengatakan posisi dipstick pada mesin mobil berbeda-beda. Pada mobil Mitsubishi, kata Boediarto, dipstick mudah ditemukan karena berwarna putih.
Setelah dipstick dicabut akan terlihat sampel oli yang menempel pada bagian ujung. Perlu diketahui ujung dipstick terdapat tanda-tanda yang bisa dibaca untuk analisa.
Kendati demikian analisa belum bisa dilakukan saat pertama kali dipstick dicabut. Ujung dipstick mesti dilap terlebih dahulu dengan kain bersih, lalu dicelupkan lagi, setelah diangkat untuk yang kedua kalinya baru analisa bisa dilakukan.
“Tujuannya itu dibersihkan dulu stick-nya. Terus dimasukkan lagi, kemudian cabut lagi. Baru yang terakhir stick-nya yang kita periksa,” ucap dia.
Tanda yang umum terdapat pada ujung dipstick berupa huruf ‘F’ (full/penuh) dan ‘E’ (empty/kosong). Di antara kedua huruf itu terdapat garis-garis yang menandakan volume oli.
“Jadi kalau oli yang menempel pada garis antara minimum dan maksimum, sebetulnya volume oli masih aman,” katanya.
“Nah kalau level oli ada di garis minimum, kita boleh tambahin. Tapi syaratnya oli harus sama dengan oli sebelumnya. Begitu juga sama mereknya, itu harus sama. Oli itu soalnya biar spesifikasinya sama, kalau merek beda, karakternya bakal beda,” ucapnya kemudian.
Sampel oli di ujung dipstick juga bisa dianalisa, misalnya dari penampakannya yang sudah hitam dan sangat keruh direkomendasikan ganti oli.
“Oli keruh bisa sekalian dilihat langsung. Kalau oli yang menempel di stick itu sudah hitam sudah pasti segera diganti. Tapi kalau hitam tapi masih agak bening, ya hitungannya masih oke,” katanya.
Oli merupakan komponen yang bekerja melapisi bagian metal pada internal mesin untuk menjaganya dari saling menggesek dan menghancurkan satu dengan yang lain. Sangat penting menjaga kualitas oli agar kesehatan mesin tetap terjaga.
Oli direkomendasikan diganti berdasarkan periode tertentu dengan patokan jarak tempuh yang tertera pada odometer. Boediarto mengatakan oli mobil idealnya diganti saat sudah digunakan 5.000 km – 10.000 km. (ryh/fea)