Ilustrasi. Whatsapp batasi penerusan pesan untuk cegah hoaks corona (CNN Indonesia/Safir Makki)
LENSAPANDAWA.COM – Whatsapp membatasi pesan viral yang bisa diteruskan (forward) oleh para penggunanya demi menekan penyebaran misinformasi atau berita hoaks di tengah wabah Covid-19 akibat infeksi virus corona (SARS-CoV-2).
Layanan pesan instan milik Facebook ini menjelaskan setiap pesan yang tergolong viral hanya bisa diteruskan lagi ke satu kontak saja. Pesan yang tergolong viral adalah pesan yang sudah diteruskan kepada lima orang atau lebih.
Pesan seperti ini biasanya ditandai dengan tanda forward di WhatsApp. Jika pesan berubah menjadi tanda forward bertumpuk dua, berarti pesan itu sudah diteruskan lebih dari lima kali.
Juru bicara Facebook, mengatakan WhatsApp akan menerapkan kebijakan ini di seluruh dunia mulai hari ini (7/4). Langkah WhatsApp ini merupakan usaha lanjutan tahun lalu yang membatasi penerusan pesan maksimal ke lima orang sekaligus.
“Apakah semua penerusan buruk? Tentu saja tidak, namun kami telah melihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah penerusan yang menurut pengguna (informasinya) terlalu berlebihan dan bisa menyebabkan misinformasi,” ujar WhatsApp dalam blog resmi.
Namun ketika dicoba, fitur tersebut belum berlaku di Indonesia. Pengguna tetap bisa meneruskan pesan yang sudah diteruskan lebih dari lima kali. Bahkan pesan tersebut masih bisa diteruskan kepada banyak pengguna, tidak seperti dijanjikan WhatsApp.
Ketika dikonfirmasi, Sravanthi Dev, Communications Director, WhatsApp Asia Pacific menyebut kemungkinan pembaruan untuk fitur pembatasan penerusan pesan belum diterima oleh semua pengguna di Indonesia.
“Beberapa ada yang dapat lebih awal, ada yg masih belum dapat,” tulisnya saat dihubungi via pesan teks, Selasa (7/4).
Layanan yang digunakan oleh lebih dari 2 miliar pengguna, mengatakan kebijakan ini telah mengurangi jumlah penerusan pesan secara global sebesar 25 persen.
“Kami percaya penting untuk memperlambat penyebaran pesan-pesan ini agar WhatsApp tetap menjadi tempat untuk percakapan pribadi,” kata WhatsApp.
Beberapa di pasar terbesar WhatsApp, salah satunya India telah dikaitkan dengan peredaran misinformasi corona pada layanan Facebook.
Facebook telah bergerak untuk melakukan beberapa upaya dalam beberapa pekan terakhir di tengah peperangan melawan corona ini.
Dilansir dari TechCrunch, bulan lalu, Facebook mengumumkan alat pengembang gratis untuk Messenger dalam memerangi Covid-19, dan memperkenalkan pusat info di atas umpan berita untuk menampilkan informasi yang dapat dipercaya secara mencolok. (jnp/eks)