Chevrolet Trailblazer. (CNN Indonesia/Rayhand Purnama)
LENSAPANDAWA.COM – Pemilik Chevrolet mengaku baru mengetahui kabar General Motors (GM) mengumumkan bakal berhenti melakukan penjualan mobil baru di Tanah Air. Pengumuman itu telah dirilis pada Senin (28/10) dan penghentian penjualan mobil-mobil Chevrolet oleh GM Indonesia akan dilakukan pada Maret 2020.
“Baru dengar saya,” kata salah satu konsumen, Budi Harnata dari anggota Captiva Chevy Club saat dihubungi, Senin (28/10).
Menurut Budi keputusan pamit dari Indonesia patut disesalkan sebab disebut masih banyak pengguna setia mobil merek Amerika Serikat itu di Indonesia.
“Jadi sangat menyayangkan saja. Soalnya mobil-mobil Chevrolet itu bagus-bagus,” katanya.
Budi mengatakan dirinya bakalan berkoordinasi dengan rekan sesama komunitas pengguna Chevrolet untuk membicarakan langkah antisipasi jika layanan purna jual dan suku cadang Chevrolet ikut selesai.
Kekhawatiran itu tetap ada meski GM menjelaskan melalui keterangan resminya bahwa layanan purna jual dan garansi akan terus berlanjut meski penjualan telah berhenti.
“Tapi ya sudah, mau bagaimana lagi. Yang penting cari bengkel alternatif saja. Lagi pula masih banyak teman senasib jadi bisa tolong menolong,” ucap dia.
Sudah Menduga
Menurut Budi gelagat Chevrolet tidak lagi bergairah sudah terbaca sejak beberapa tahun terakhir yang dia sebut monoton.
Budi bilang model baru Chevrolet tidak pernah diluncurkan, kemudian pada perhelatan pameran otomotif Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) Juli 2019, Chevrolet memilih absen.
Asosiasi pelaku industri otomotif di dalam negeri, Gaikindo, sempat bilang Chevrolet absen karena kalah bersaing di Indonesia. Penjualan tidak memuaskan sehingga memutuskan tidak ikut pameran tahun ini.
“Ya terlihat dari tidak ada mobil baru, sampai absen pameran. Terus juga di luar negeri misal ada model baru, tapi di sini mereka tidak masukin,” ucapnya.
Ketua Chevrolet Spin Indonesia Ian Ananta berharap GM Indonesia terus menjual suku cadang Chevrolet, paling tidak selama 10 tahun ke depan. Hal ini menurut Ian membantu pengguna mobil-mobil merek Amerika Serikat itu di Indonesia.
“Kalau sudah tidak suku cadangnya ada harapannya banyak yang jual di luar bengkel resmi. Suku cadang mobil tua saja masih banyak yang jual sampai sekarang. Tapi kalau tidak ada juga, ya ganti mobil,” kata Ian.
Ian menambahkan salah satu yang harus dipikirkan konsumen setelah GM pergi dari Indonesia yakni ketika pengguna mobil Chevrolet melakukan perjalanan jauh.
“Ya jadi susah takutnya nanti tutup juga bengkelnya, atau yang sudah ada saat ini sekarang geser kemana nanti. Ya jadi sulit aja nyari bengkelnya,” ucap Ian.
Pengumuman pamit dari GM juga menyulut netizen berkomentar. Sebagian ada yang menyesalkan, sebagian lagi menganalisa penyebabnya, dan lainnya membandingkan dengan merek Jepang.