Ilustrasi tagihan air PDAM. (Foto: Gadini/Pixabay)
LENSAPANDAWA.COM – Sejumlah warganet mengeluhkan lonjakan tagihan air PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) di Twitter. Warganet mengeluhkan lonjakan tagihan air melonjak dan tidak masuk akal.
Seorang warganet @sonaintan mengatakan tagihan air di rumahnya bisa menembus angka Rp180 ribu. Padahal rumah tersebut sudah tak dihuni lebih dari 1 bulan.
Ia mengatakan saat rumah tersebut dihuni, tagihan PDAM tak pernah melampaui Rp80 ribu.
[Gambas:Twitter]
Saat dihubungi CNNIndonesia.com, Intan mengatakan sejak bulan Mei, rumah tersebut tidak dihuni. Intan mengatakan penggunaan air hanya sebatas cuci tangan atau untuk membersihkan mobil saja saat berkunjung ke rumah tersebut.
Ia menjelaskan tak tinggal di rumah tersebut karena di lingkungan rumah ada warga terjangkit Covid-19. Sehingga ia harus mengungsi ke rumah orang tuanya.
“Untuk sementara saya mengungsi ke rumah orangtua dikarenakan di dekat rumah saya ada pasien positif Covid-19. Yang jelas saya tidak tinggal di rumah yang menggunakan PDAM sejak awal Mei, kalau pun ada penggunaan PDAM ya sebatas untuk cuci tangan atau siram mobil waktu mampir ke rumah saya itu,” kata Intan.
Intan kemudian curiga lonjakan tagihan air disebabkan oleh tetangganya yang menggunakan air di rumahnya atau sistem silang di mana pengguna PDAM non subsidi harus membayar PDAM bersubsidi.
Warganet @dencitro di Twitter juga bercerita tagihan listrik dan air abnormal di rumah yang telah lama tak ia huni. Ia mengatakan rumah tersebut sudah tak dihuni selama tiga bulan, namun tagihan air seperti rumah yang dihuni.
[Gambas:Twitter]
Seorang warganet @SoerErte mengatakan tagihan air melonjak 12 kali lipat. Ia melaporkan lonjakan tagihannya tersebut ke PDAM Surabaya, sebab tagihan tersebut dirasa tidak wajar karena ia tidak memiliki kolam renang di rumahnya.
[Gambas:Twitter]
Seorang warga bernama Rika yang bermukim di Jakarta Selatan kepada CNNIndonesia.com mengaku tagihan airnya melonjak lebih dari 7 kali lipat. Ia beranggapan ada kerusakan pada meteran atau pihak PAM menaikkan harga tarif secara diam-diam.
“Tagihan air PAM per bulan biasanya paling mahal Rp300 ribu. Tapi sekarang tagihan Mei untuk pemakaian April tembus Rp2,3 juta. Sepertinya tidak ada kolam ikan atau kolam renang di rumah,” ucap Rika.
Head Of Corporate Communications & Social Responsibility PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), Lydia Astriningworo yang menanggapi kabar tersebut mengaku akan melakukan pengecekan di internal mereka. Sebab menurutnya, Palyja belum menaikkan harga tarif air PAM dalam satu dekade terakhir.
“Kalau tarif belum naik sejak 10 tahun lalu. Saya coba bantu meneruskan infonya ke customer care ya,” ucap Lydia. (jnp/mik)