Daihatsu Hi-Max. (daihatsu.co.id)
LENSAPANDAWA.COM – Karier pikap paling kecil Daihatsu, Hi-Max, diakui produsen berada di ujung tanduk. Alasan penjualannya terus menurun disebut bukan karena kalah bersaing dengan kompetitor, melainkan pasarnya ‘termakan’ saudara sendiri yaitu pikap Gran Max.
Marketing and CR Division Head Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) Hendrayadi Lastiyoso mengatakan Hi-Max ditinggal konsumen Indonesia karena spesifikasinya dianggap terlalu tanggung.
Hi-Max dianggap terlalu kecil soal ukuran mesin yang dirancang dengan kubikasi 1.000 cc dan juga panjang baknya yang tidak sampai 2 m.
“Kalau kami lihat karakter Gran Max sama Hi-Max beda banget. Kalau kami ke Jepang yang kami lihat di mana-mana itu Hi-Max, karena gangnya kecil-kecil dan mereka lebih efisien,” kata Hendrayadi di Lembang, Jawa Barat, Kamis (10/10).
“Sebaliknya begitu kami bawa ke Indonesia, juga banyak jalan kecilnya. Tapi ternyata orang anggapnya nangung dan akhirnya lebih memilih Gran Max. Jadi nambah sedikit (uang) itu bisa bawa lebih banyak,” kata dia kemudian.
Direktur Marketing Astra Daihatsu Motor (ADM) menjelaskan saat ini penjualan per bulan Gran Max sekitar 3.500 unit, sementara Hi-Max tidak sampai 10 unit.
“Itu hukum alam, yang tidak laku mau tidak mau kami harus sadar jual yang laku. Itu kan berdasarkan pemilihan konsumen, tapi sekarang kami masih jualan (Hi-Max),” ucap Amelia.
Kendati begitu, Amelia menuturkan Daihatsu belum memutuskan menyuntik mati Hi-Max. Penjualannya masih dilakukan namun hanya mengandalkan stok yang tersisa.
Jika stok unit habis, Daihatsu bakal kembali memproduksi Hi-Max namun jumlahnya dikatakan sedikit, hanya untuk menjaga stok unit. Pada tahun depan, Amelia menambahkan, kemungkinan pihaknya hanya akan menjual Hi-Max yang diproduksi tahun ini.
“Kalau masih ada barangnya (tahun depan) yah dijual, tapi ada produksi kok nanti November,” kata Amelia.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.