Ketua Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 provinsi Maluku, Kasrul Selang, memberikan keterangan terkait langkah-langkah antisipasi penyebaran virus Corona di di Ambon, Selasa (17/3). (ANTARA/Jimmy Ayal)
LENSAPANDAWA.COM – Tim medis rumah sakit umum daerah (RSUD) dr. M. Haulussy, Kudamati, Kota Ambon melakukan tindakan isolasi terhadap dua orang warga negara asing (WNA) Asal Jepang sebagai antisipasi penyebaran COVID-19.
"Keduanya telah menjalani karantina di RSUD Haulussy sejak Senin (16/3). Mereka dirujuk ke RSUD dengan gejala demam berdarah dengue (DBD)," kata Ketua Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan COVID-19 Maluku, Kasrul Selang, di Ambon, Maluku, Kamis.
Menurutnya status kedua WNA tersebut sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) tim medis RSUD Haulussy, mengingat Jepang merupakan negara kedua yang memiliki kasus virus corona terbanyak setelah China.
Saat dirujuk ke RSUD Haulussy tim medis langsung memeriksa sampel darah kedua WNA tersebut dan hasilnya keduanya dinyatakan positif DBD.
"Spesimen droplet dua WNA tersebut juga sudah dikirim untuk diperiksa di laboratorium Kemenkes di Jakarta guna memastikan postif COVID-19 atau tidak," ujarnya.
Menurutnya, pengisolasian terhadap WNA asal Jepang tersebut sangat wajar dan sesuai prosedur standar, mengingat kondisi negara yang sedang bekerja cepat mengatasi pandemi penyakit tersebut.
Kedua WNA yang merupakan pasangan suami-istri saat ini tengah menjalani perawatan di ruang isolasi khusus di lantai dasar bagian belakang RSUD Haulussy.
Kasrul yang juga Sekda Maluku menyatakan kedua WNA tersebut berkunjung ke Indonesia dan Ambon untuk menghadiri kegiatan kerohanian.
Keduanya tiba di Jakarta pada 2 Maret 2020, kemudian melanjutkan penerbangan ke Kota Ambon dan tiba di Bandara Internasional Pattimura, Selasa (3/3).
Sedangkan Plt. Direktur RSUD Haulussy Ambon, Rita Tahitu juga membenarkan pihaknya masih memberlakukan status PDP terhadap dua WNA Jepang tersebut.
"Status dua WNA Jepang saat ini sebagai pasien dalam pengawasan. Kita masih menunggu hasil pemeriksaan spesimen di laboratorium Kemenkes," katanya.
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.