Eijkman Respons Golongan Darah A dan O Rentan Kena Corona

0
301
Eijkman Respons Golongan Darah A dan O Rentan Kena CoronaIlustrasi golongan darah pada corona. (Stockphoto/Michael Burrell)

LENSAPANDAWA.COM –

Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Herawati Sudoyo menyatakan hasil penelitian mengenai golongan darah berpengaruh pada tingkat infeksi virus corona SARS-CoV-2 masih sebatas spekulasi. Dia mengatakan hal itu masih memerlukan pengujian lebih lanjut.

“Ini spekulasi dan harus diuji lanjut,” ujar Herawati kepada CNNIndonesia.com, Rabu (17/6).

Herawati membenarkan sudah ada publikasi pecepatan mengenai hubungan golongan darah dengan Covid-19 akibat infeksi virus SARS-CoV-2. Dia menyebut publikasi yang dibuat oleh peneliti dari Jiao Zhao dkk itu bisa dijumpai di medRxiv sejak bulan Maret 2020.

Herawati menyampaikan hubungan golongan darah ABO dengan Covid-19 adalah studi awal. Dia menyebut publikasi itu tidak bisa digunakan sebagai patokan untuk praktek klinik karena masih terbatas.

“Tetapi tentunya akan menarik untuk diteliti lebih lanjut apa memang ada kerentanan terhadap Covid-19,” ujarnya.

Dalam publikasi itu, Herawati membeberkan peneliti melihat golongan darah pasein yang memang secara bermakna lebih tinggi. Dia mengatakan golongan darah O memiliki risiko redah.

“Spekulasinya adalah karena golongan darah O memiliki antibodi anti A yang akan menghambat perlekatan SARS-CoV protein expressing cells ke ACE2 expressing cell (manusia),” ujar Herawati.

Di sisi lain, Hera menyampaikan perihal studi yang menggunakan pendekatan genomik dengan menggunakan teknik GWAS (Genome Wide Association Studies). Dia berkata studi itu biasa dilakukan peneliti bidang medik untuk melihat asosiasi antara SNP (Single Nucleotide Polymorphism) dengan parameter klinik.

“Ini studi kolaborasi yang cukup besar dengan melibatkan lebih dari 50 institusi dan sekitar 100 peneliti. Jadi yang dilihat itu 712.189 varian. Jadi jelas ya ini studi genomik,” ujarnya.

Adapun kaitan studi GWAS dengan publikasi Zhao dkk, di menyampaikan saling mendukung. Dia berkata hasil studi GWAS melihat ada ABO SNP yang diduga memperlihatkan adanya efek protektif di golongan darah O dan risiko tinggi di golongan darah A.

Meski demikian, Herawati menyampaikan studi GWAS membuat hipotesis yang menyatakan bahwa ada SNP di lokus ABO yang berhubungan dengan Interleukine-6 (sitokin) yang menyebabkan kegawatan dan kematian. Hal itu dilakukan karena peneliti menyadari temuannya masih lemah.

“Mereka sadar bahwa perlu ada studi lebih lanjut terutama untuk studi genetika COVID-19 ini dan banyaknya kekurangan yang mereka dapati selama studi,” ujar Herawati.

Lebih dari itu, Herawati mengklaim proses pembuatan vaksin tidak akan terpengaruh dengan publikasi yang menyebut adanya hubungan antara golongan darah dengan Covid-19.

“Temuan ini jelas tidak mempengaruhi proses pembuatan vaksin,” ujarnya.

(jps/DAL)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here