Epidemiolog Ungkap Bahaya Bioskop Jakarta Buka 29 Juli

0
146
Epidemiolog Ungkap Bahaya Bioskop Jakarta Buka 29 JuliIlustrasi bioskop. (Istockphoto/RgStudio)

LENSAPANDAWA.COM –

Ahli Epidemiologi Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman tak setuju apabila bioskop akan beroperasi pada 29 Juli mendatang. Ia mengatakan solusi penyedot udara atau exhaust fan tak mencegah penularan virus corona Covid-19 di ruang tertutup. 

Hal tersebut ia katakan setelah  Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mewacanakan penyedot udara atau exhaust fan di bioskop karena potensi penularan Covid-19 melalui udara atau airbone.

” Menurut saya bioskop tunda dulu sampai kita bisa mengendalikan transmisi di masyarakatnya. Karena antara status penularan di masyarakat akan sangat berpengaruh terhadap keamanan bioskop,” kata Dicky saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (15/7).

Dicky mengatakan penggunaan penyedot udara tak semata-mata bisa membuat sirkulasi udara yang baik untuk mengatasi tetesan atau droplet Covid-19 melayang di udara.

“Bukan seperti itu cara pengaturan sirkulasi udaranya. Tidak akan efektif menjaga sirkulasi udara,” kata Dicky.

Dicky menjelaskan  sirkulasi udara yang baik harusnya mempercepat sirkulasi udara dalam ruangan dengan cara menghisap udara di dalam ruang sekaligus dalam jumlah besar untuk dibuang ke luar.

Pada saat yang bersamaan, mesin ini akan menarik udara segar dari luar dan memasoknya ke dalam ruangan. Oleh karena itu ia mengatakan penggunaan penyedot udara tak bisa mencegah penularan Covid-19 di ruangan tertutup seperti di bioskop.

Dicky mengatakan pengelola gedung juga harus menjaga suhu dan kelembapan yang sesuai agar virus Covid-19 tak menjangkit individu. 

“Yang harus dilakukan di tiap ruangan tertutup baik gedung, kantor atau bioskop Dan mall adalah sirkulasi udara dari luar ke dalam Dan sebaliknya secara teratur terus menerus,” kata Dicky.

Dicky menyarankan pemerintah harus berhati-hati  memutuskan pembukaan suatu kegiatan atau aktivitas karena Covid-19 adalah penyakit baru yang masih belum banyak diketahui. 

“Keputusan harus jadi prioritas berdasar pertimbangan sains yang tepat,” ujar Dicky.

Sebelumnya, Irwandi mengatakan pemantauan kesiapan bioskop perlu dilakukan karena ruangan tertutup yang  berpotensi jadi tempat penularan saat beroperasi nanti. Covid-19 saat ini diyakini bisa menular lewat udara melalui droplet mikro yang bisa bertahan lama di udara.

“Ini harus jadi perhatian, dua jam bersama, ada yang batuk atau OTG selesai, langsung tertular. Karena itu ruangan tertutup. Jangan sampai menjadi klaster,” kata Irwandi.

Seperti diketahui, bioskop-bioskop di Jakarta sudah diperbolehkan untuk beroperasi mulai Senin (6/7) pekan lalu.

Namun Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) baru memutuskan untuk membuka bioskop pada 29 Juli 2020 mendatang.

(jnp/DAL)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here