Presiden Dewan Eropa Charles Michel (kanan) berbicara dengan Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin (kiri) pada hari kedua pertemuan puncak para pemimpin negara-negara Uni Eropa di Brussel, Belgia, 13/12/2019. ANTARA/REUTERS/Yves Herman/tm.
LENSAPANDAWA.COM – Estonia, Senin (16/12) menyampaikan permintaan maaf kepada Finlandia setelah menteri dalam negerinya mengejek perdana menteri baru Finlandia – pemimpin pemerintahan termuda di dunia – sebagai "SPG" (tenaga penjual).
Permintaan maaf juga disampaikan setelah Menteri Dalam Negeri Mart Helme (70 tahun) dan mempertanyakan kemampuan Perdana Menteri Sanna Marin (34 tahun) untuk menjalankan kepemimpinan di negara Nordik tersebut.
Helme, yang juga adalah Ketua Partai Rakyat Konservatif Estonia (Ekre), pada Minggu (15/12) mengolok-olok PM Sanna Marin beserta pemerintahannya.
Dalam pemerintahan Sanna, empat dari lima pemimpin koalisi merupakan perempuan di bawah usia 35 tahun.
"Kini kita lihat bagaimana seorang tenaga penjual menjadi perdana menteri dan bagaimana sejumlah pegiat jalanan lainnya dan orang-orang tak berpendidikan juga masuk dalam jajaran kabinet," kata Helme dalam acara bincang-bincang dengan radio Partai Ekre.
Pernyataannya memicu oposisi menyerukan pengunduran dirinya. Sementara itu, Presiden Estonia Kersti Kaljulaid meminta Presiden Finlandia Sauli Niinisto untuk menyampaikan permintaan maafnya kepada Sanna beserta pemerintahan.
Sanna, yang berbicara mengenai tumbuh kembangnya dalam keluarga yang kurang beruntung, bekerja sebagai kasir sebelum mengenyam pendidikan di universitas dan memulai karier politik.
"Saya sangat bangga dengan Filandia. Di sini anak dari keluarga miskin mendidik diri mereka sendiri dan mencapai tujuan hidupnya. Seorang kasir bahkan bisa menjadi seorang perdana menteri," cuit Sanna di Twitter.
Helme, mantan duta besar Estonia untuk Rusia, dikenal atas berbagai pernyataan yang kerap membuat malu Perdana Menteri Juri Ratas dan Partai Pusat, yang merupakan mitra koalisi Partai Ekre.
Pemimpin oposisi Estonia Kaja Kalla pada Senin mengatakan oposisi akan menggelar mosi tidak percaya di parlemen jika Helme tidak mundur setelah ia mengeluarkan pernyataan seperti itu terhadap sang pemimpin baru Finlandia. Sejumlah upaya untuk menggelar mosi tidak percaya sebelumnya menemui kegagalan.
"Menteri dalam negeri telah menyinggung pemerintahan Finlandia dan menyerang secara pribadi perdana menteri Finlandia yang baru saja dilantik," katanya melalui pernyataan.
Sumber: Reuters
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.