Facebook sepakat membayar biaya kompensasi sebesar US$52 juta bagi moderator konten yang menderita stres. Ilustrasi Facebook. (AP Photo/Richard Drew).
LENSAPANDAWA.COM – Facebook menyatakan sepakat membayar biaya kompensasi sebesar US$52 juta bagi moderator konten yang menderita post traumatic stress disorder (PTSD) selama bekerja. Kesepakatan itu merupakan tindak lanjut atas putusan Pengadilan California, Amerika Serikat, yang mengawal persoalan tersebut.
Biaya kompensasi itu sedianya akan didistribusikan bagi 11 ribu moderator konten Facebook yang bekerja memoderasi konten di platform tersebut.
Berdasarkan hasil penyelidikan, moderator konten Facebook, yang disewa melalui outsourcing Cognizant di Phoenix dan Tampa, menjadi sasaran konten kebencian, pembunuhan, bunuh diri, dan konten grafis lainnya.
Melansir Tech Crunch, Facebook mempekerjakan ribuan moderator konten untuk menyaring sebagian besar posting, gambar, dan konten lain yang diposting ke situs. Mereka bertugas untuk menentukan sebuah konten tetap ada atau dihapus ketika ada pengguna yang menilai postingan yang diperiksa diduga melanggar aturan.
Salah satu mantan moderator konten Facebook, Selena Scola mengatakan dia mengalami gangguan PTSD. Dia menggugat Facebook agar menggelontorkan dana untuk perawatan bagi dirinya dan moderator lain yang mengalami PTSD.
Facebook mengatakan berterima kasih kepada orang-orang yang melakukan pekerjaan penting tersebut sehingga menjadikan Facebook menjadi aman bagi semua orang. Mereka pun berkomitmen untuk memberikan kompensasi.
Melansir The Verge, perusahaan outsourcing Cognizant hanya memberikan gaji sebesar US$28 ribu per tahun bagi moderator konten Facebook. Mereka juga menuntut akurasi hampir sempurna dalam menavigasi kebijakan konten Facebook kepada moderator konten.
Pasca dampak kerja itu, beberapa moderator mengaku telah didiagnosis menderita PTSD setelah bekerja untuk Facebook. Kemudian pada tahun itu, Cognizant juga mengumumkan bahwa mereka akan meninggalkan bisnis moderasi konten dan menutup situsinya awal tahun ini.
Berdasarkan kesepakatan, jumlah uang yang akan diterima setiap moderator melebihi US$1.000, tergantung pada diagnosis mereka.
Bagi siapa pun yang didiagnosis dengan kondisi kesehatan mental berhak mendapatkan tambahan US$1.500 dan orang yang menerima beberapa diagnosis PTSD dan depresi, misalnya dapat menerima US$6.000.
Selain pembayaran untuk perawatan, moderator yang memenuhi syarat dengan menyerahkan bukti cedera lain yang mereka derita saat bekerja di Facebook dapat menerima hingga US$50 ribu.
Dalam penyelesaian ini, Facebook juga setuju untuk meluncurkan perubahan pada alat moderasi kontennya yang dirancang untuk mengurangi dampak dari melihat gambar dan video yang berbahaya.
Perusahaan itu berencana mematikan audio secara default dan mengubah video menjadi hitam putih. Kebijakan itu akan diluncurkan ke 80 persen bagi moderator pada akhir tahun ini dan 100 persen pada 2021.
Moderator yang melihat konten negatif setiap hari juga akan mendapatkan akses ke sesi konseling mingguan secara personal dengan profesional kesehatan mental berlisensi.
Pekerja yang mengalami krisis kesehatan mental juga akan mendapatkan akses ke konselor berlisensi dalam waktu 24 jam, dan Facebook juga akan membuat sesi terapi kelompok bulanan tersedia untuk moderator.
(jps/DAL)