Ilustrasi. (AP Photo/Richard Drew)
LENSAPANDAWA.COM – Facebook telah menangguhkan lebih dari 350 akun dan halaman dengan 1,4 juta pengikut yang terhubung dengan pemerintah Arab Saudi. Pasalnya, sebagian orang yang terhubung dengan pemerintah Arab Saudi ini menjalankan akun dan halaman palsu di Facebook.
Mereka mempromosikan propaganda negara dan menyerang negara saingan. Dilansir dari Reuters, penangguhan akun terakhir diklaim sebagai upaya berkelanjutan Facebook untuk memerangi perilaku tidak otentik yang terkoordinasi pada platformnya. Selain, aktivitas pertama yang dikaitkan dengan pemerintah Saudi.
Facebook mengatakan pihaknya membongkar hubungan pengaruh terselubung dengan pemerintah Saudi.
“Pemerintah Arab Saudi tidak memiliki pengetahuan tentang akun yang disebutkan dan tidak tahu atas dasar apa mereka dihubungkan dengan itu,” Pusat Komunikasi Internasional, kantor media pemerintah Arab, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Reuters.Negara-negara di Timur Tengah telah semakin beralih ke situs web seperti Facebook, Twitter, Google hingga YouTube untuk menjajakan pengaruh politik terselubung secara online.
Reuters merinci kampanye ekspansif yang didukung Iran tahun lalu dan Riyadh telah dituduh menggunakan taktik yang sama untuk menyerang saingan regional Qatar dan menyebarkan disinformasi setelah pembunuhan jurnalis pembangkang Jamal Khashoggi.
Arab Saudi telah berulang kali membantah terlibat dalam kematian Khashoggi. Bersama dengan sekutu, negara itu mempertahankan boikot perdagangan dan diplomatik Qatar, menuduhnya melakukan terorisme yang dibantah oleh Qatar.
Facebook mengumumkan penghapusan “perilaku tidak autentik” sesering beberapa kali dalam sebulan, tetapi pernyataan yang secara langsung menghubungkan perilaku tersebut dengan pemerintah jarang terjadi.
“Untuk operasi ini, penyelidik kami dapat mengonfirmasi bahwa orang-orang di balik ini terkait dengan pemerintah Arab Saudi,” kata Nathaniel Gleicher, Kepala Kebijakan Keamanan Cybersecurity Facebook.
“Kapan saja kita memiliki tautan antara operasi informasi dan pemerintah, itu penting dan orang-orang harus sadar.”
Facebook juga mengatakan pihaknya telah menangguhkan jaringan terpisah lebih dari 350 akun yang terhubung dengan perusahaan pemasaran di Mesir dan Uni Emirat Arab. Gleicher mengatakan kampanye Saudi beroperasi di Facebook dan Instagram, terutama menargetkan negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara, termasuk Qatar, UEA, Mesir Palestina.
Facebook mengungkap operasi ini menggunakan akun palsu yang menyamar sebagai warga negara dan halaman yang dirancang agar terlihat seperti outlet berita lokal. Lebih dari US$100 ribu atau setara dengan Rp1,4 miliar.
“Mereka biasanya memposting dalam bahasa Arab tentang berita regional dan masalah politik. Mereka akan berbicara tentang hal-hal seperti Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman dan rencana reformasi sosial dan internalnya, keberhasilan angkatan bersenjata Saudi, khususnya selama konflik di Yaman,” kata Gleicher.
Andy Carvin, Rekan Senior Lab Forensik Digital Dewan Atlantik, yang bekerja dengan Facebook untuk menganalisis kampanye Saudi, mengatakan beberapa akun tertanggal awal 2014, tetapi mayoritas telah dibuat dalam dua tahun terakhir.
Carvin mengungkap lebih dari 90 persen konten dalam bahasa Arab dengan beberapa akun beroperasi sebagai halaman penggemar untuk pemerintah dan militer Saudi.
Salinan salah satu posting Saudi yang dirilis oleh Facebook pada hari Kamis menunjukkan putra mahkota mencium kepala pasien yang dibalut di tempat tidur rumah sakit. Perusahaan media sosial berada di bawah tekanan untuk membantu menghentikan pengaruh politik ilegal secara online.
Para pejabat intelijen AS telah mengatakan bahwa Rusia menggunakan Facebook dan platform lain untuk ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2016 dan khawatir akan melakukannya lagi pada 2020.
Moskow membantah tuduhan tersebut. Ben Nimmo dari Dewan Atlantik mengatakan operasi informasi online menjadi semakin terlihat karena semakin banyak pemerintah dan kelompok politik yang mengadopsi taktik tersebut dan perusahaan media sosial meningkatkan upaya untuk menjatuhkannya.
Facebook telah membuat setidaknya 14 pengumuman publik tentang penghapusan ‘perilaku tidak otentik’ yang berasal dari 17 negara yang berbeda tahun ini.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.