Naegleria fowleri. (iStockphoto/Dr_Microbe)
LENSAPANDAWA.COM –
Seratusan warga Amerika Serikat dikabarkan terinfeksi Naegleria fowleri, ameba yang dapat menginfeksi dan menghancurkan sel saraf otak manusia. Ameba itu diketahui masuk melalui hidung kemudian menuju otak hingga menimbulkan penyakit meningoensefalitis amebiasis primer (PAM).
PAM diklaim sulit dideteksi karena berkembang begitu cepat. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) bahkan menyatakan pengidap biasanya meninggal 1-18 hari sejak gejala pertama muncul.
Berikut sejumlah fakta terkait dengan amuba Naegleria fowleri:
1. Berevolusi di AS
Melansir WebMD, Naegleria fowleri adalah spesies ameba yang ditemukan pada tahun 1965. Meskipun pertama kali diidentifikasi di Australia, ameba itu diyakini telah berevolusi di AS.
Ada beberapa spesies Naegleria, tetapi hanya fowleri yang menyebabkan penyakit pada manusia. Selain itu, ada pula beberapa subtipe fowleri yang semuanya diyakini sama-sama berbahaya.
2. Berukuran mikrometer
Naegleria fowleri merupakan mikroskopis. Ukurannya diketahui hanya 8 mikrometer hingga 15 mikrometer, tergantung pada tahap kehidupan dan lingkungannya.
Seperti ameba lainnya, Naegleria fowleri bereproduksi dengan pembelahan sel. Ketika kondisinya tidak tepat, ameba menjadi kista tidak aktif. Ketika kondisinya menguntungkan, kista berubah menjadi trofozoit atau infeksi.
3. Suka air hangat
Naegleria fowleri menyukai air yang sangat hangat. Ameba ini dikabarkan bisa bertahan hidup di air dengan suhu mencapai 113 derajat Fahrenheit atau 45 derajat Celcius.
Beberapa tempat ditemukannya ameba itu adalah kolam renang dan spa yang tidak dirawat, genangan lumpur, sungai yang mengalir, air sumur yang tidak diolah, sumber air panas, air yang tercemar secara termal seperti limpahan dari pembangkit listrik, akuarium, tanah, dan termasuk debu dalam ruangan.
Naegleria fowleri tidak bisa hidup di air asin.
4. Masuk lewat hidung
CDC mengatakan hidung adalah jalur masuk ameba pemakan otak tersebut. Kasus infeksi paling sering dialami seseorang usai menyelam, ski air, atau melakukan olahraga air.
Selain itu infeksi juga telah terjadi pada orang yang membenamkan kepala di mata air panas atau yang membersihkan lubang hidung dengan air ledeng yang tidak diolah.
Seseorang yang terinfeksi Naegleria fowleri tidak dapat menyebarkan infeksi ke orang lain.
5. Hanya sedikit yang sembuh
Melansir Live Science, CDC mengatakan infeksi ameba pemakan otak itu hampir selalu berakibat fatal. Dari 138 orang yang terinfeksi antara 1962 dan 2015 di AS, hanya tiga yang selamat.
Orang terakhir yang selamat dari infeksi Naegleria fowleri adalah seorang gadis berusia 12 tahun di Arkansas, yang tertular infeksi pada tahun 2013. Dokter merawatnya dengan sejumlah obat anti-jamur, serta obat percobaan yang disebut miltefosine, yang pertama kali dikembangkan untuk mengobati kanker payudara.
(pjs/fea)