Gaikindo Singgung Kualitas Bahan Bakar Soal Cukai Emisi

0
276
Gaikindo Singgung Kualitas Bahan Bakar Soal Cukai EmisiPetugas dari Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Pusat melakukan uji emisi kendaraan di Kawasan Gambir, Jakarta, Selasa, 17 Juli 2018. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

LENSAPANDAWA.COM – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyinggung kualitas bahan bakar di dalam negeri menanggapi usulan Kementerian Keuangan terkait cukai emisi kendaraan. Menurut Gaikindo bahan bakar juga mempengaruhi kualitas emisi yang dihasilkan kendaraan sehingga perlu juga diperhatikan.

Produsen kendaraan, menurut Ketua Gaikindo Yohannes Nangoi, mampu menyesuaikan spesifikasi batas emisi sampai ke tingkat internasional seperti Euro 6. Namun dikatakan hal itu membutuhkan bahan bakar yang menyesuaikan, sementara di Indonesia baru berlaku setara Euro 4.

Nangoi mengatakan pemerintah seharusnya menerapkan cukai pada bahan bakar, bukan kendaraan.

“Kalau emisi itu bukan di mobilnya tapi di bahan bakarnya ya. Kan yang ngeluarin emisi kalau bahan bakar dibakar. Kalau mau bersih ya bahan bakarnya, ya kita kalau mau Euro 6 ya ayo,” kata Nangoi melalui telepon, Rabu (19/2).

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani mengusulkan pengenaan cukai emisi buat kendaraan bermotor kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Rabu (19/2). Latar belakang cukai emisi lantaran gas buang kendaraan bermotor merugikan masyarakat dan alam.

Beberapa barang yang sudah dikenakan cukai saat ini antaranya minuman beralkohol dan olahan tembakau meliputi rokok, serta cerutu.

Sri Mulyani menyebutkan subyek cukai emisi kendaraan bermotor untuk produsen dan importir. Pembayaran cukai dilakukan saat kendaraan keluar dari pabrik dan pelabuhan. Sri Mulyani bilang proses pembayaran dilakukan secara berkala atau setiap bulan.

[Gambas:Video CNN]

Kemenkeu belum mengungkap teknis hitung-hitungan pengenaan cukai terhadap kendaraan bermotor itu, sementara Gaikindo mempertanyakan teknis pengenaannya.

“Kalau mobil dikasih cukai emisi berarti dia bakal bayar bulanan atau bagaimana, atau dari awal mesti bayar. Ya kan lucu kalau kamu sehari jalan pakai mobil 10 km, saya jalan 100 km, cukainya kok sama padahal saya emisi lebih banyak,” kata Nangoi.

Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here