Gerhana Bulan Stroberi Hiasi Langit Akhir Pekan

0
160
Gerhana Bulan Stroberi Hiasi Langit Akhir PekanIlustrasi. Gerhana Bulan penumbra akan hiasi langit Indoensia akhir pekan, Sabtu (6/4). (AFP PHOTO / Christof STACHE)

LENSAPANDAWA.COM – Akhir pekan ini, langit Indonesia akan dihiasi fenomena gerhana Bulan penumbra. Di negara barat, Bulan Purnama pada bulan Juni dikenal juga dengan sebutan Bulan Stroberi.

Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) mengatakan Gerhana Bulan Penumbra akan terjadi pada 6 Juni 2020. Gerhana Bulan Penumbra akan dimulai pada pukul 00.45 WIB. Fenomena ini akan berada di puncaknya pada pukul 02.24 WIB dan berakhir pada pukul 04.04 WIB

Nama Bulan Stroberi sendiri diberikan oleh suku Algonquin yang merupakan suku pribumi Amerika Serikat. Penamaan ini berkaitan dengan tanda musim memanen stroberi di kawasan timur laut Amerika Serikat. Ini adalah musim panen yang relatif singkat.

Fenomena Bulan Purnama atau Bulan Stroberi ini bisa disaksikan pada Jumat (5/6) sore waktu AS atau Sabtu (6/6) di Indonesia.

Ketika terjadi Gerhana Bulan Stroberi ini, 57 persen cahaya Matahari bakal tertutup bayanan penumbra Bumi. Sehingga, cahaya Bulan Purnama di momen ini tak akan secerah biasanya, seperti dilansir Forbes.

Sebetulnya banyak nama lain dari Bulan Stroberi ini. Momen Bulan Purnama bulan Juni ini juga dinamai Bulan Mawar dan Bulan Mead atau Bulan Madu.

Sebutan Bulan Mead digunakan oleh orang-orang Eropa dulu. Mead adalah minuman yang dibuat dengan cara memfermentasi madu yang dicampur dengan air lalu dicampur dengan buah-buahan, rempah maupun biji-bijian. Di beberapa negara, Mead disebut sebagai Anggur Madu.

Beberapa literatur menyebut akhir Juni menjadi momen ketika madu ranum dan siap dipanen dari sarang lebah peliharaan maupun sarang lebah liar. Hal inilah yang membuat bulan Juli menjadi Bulan “termanis”.

Jika dikaitkan dengan istilah bulan madu untuk masa awal pernikahan, hal ini bisa dilacak pada tahun 1500 di Eropa. Sebab saat itu ada tradisi yang menyebut bulan awal pernikahan sebagai bulan madu.

Diperkirakan lantaran terkait dengan banyaknya pernikahan yang dilakukan pada Juni. Perkiraan lain karena Bulan Madu adalah bulan yang paling manis sepanjang tahun, seperti dilansir dari situs NASA

Sementara istilah Bulan Mawar diperkirakan berasal dari bunga mawar yang selalu mekar pada akhir Juni. Penamaan ini diperkirakan terkait dengan tampilan Bulan Purnama di Eropa pada Juni. Bagi masyarakat Eropa, Bulan Purnama yang tampak pada Juni terlihat sedikit kemerahan.

Bagi umat Hindu, fenomena Bulan Purnama di bulan Juni ini dimanfaatkan oleh para wanita yang sudah menikah untuk menunjukkan kasih sayang mereka kepada suami dengan cara mengikatkan benang di sekitar pohon beringin.

Hal itu didasarkan pada legenda Savitri dan Satvayan menurut kepercayaan umat Hindu. Sedangkan bagi umat Budha, Bulan Purnama disebut Poson Poya dan dijadikan hari libur nasional di Sri Lanka. (din/eks)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here