Sejumlah pengemudi ojek online melakukan konvoi di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa, 27 Maret 2018. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
LENSAPANDAWA.COM – Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia menyebut upaya demonstrasi atas pernyataan pengusaha transportasi di Malaysia yang dirasa merendahkan martabat warga negara Indonesia khususnya para ojek online (ojol), tidak melibatkan Gojek.
Nama Gojek disebut oleh Shamsubahrin Ismail, pendiri perusahaan Big Blue Taxi Service di Malaysia, dalam pernyataannya yang direkam video kemudian viral di Indonesia. Shamsubahrin bilang, “Gojek hanya untuk orang miskin seperti di Jakarta, di Thailand, di India, di Kamboja”.
Pernyataan Shamsubahrin dipahami sebagai respons pengusaha lokal yang tidak setuju Gojek beroperasi di Malaysia. Pada pekan lalu Gojek menyatakan sudah mendapatkan lampu hijau berbisnis di Malaysia usai bertemu dengan pemerintah setempat.
Garda menyatakan tidak terima atas pernyataan Shamsubahrin yang dirasa merendahkan martabat Indonesia. Garda telah melayangkan surat terbuka kepada Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia yang isinya meminta klarifikasi dan permohonan maaf dari Shamsubahrin kepada bangsa Indonesia.
Bila tidak ada respons dari Kedubes Malaysia dan Shamsubahrin, Garda mengancam bakal menggelar demonstrasi yang disebut melibatkan 10 ribu orang. Demonstrasi direncanakan digelar pada 3 September di Kedubes Malaysia di Jakarta dan Konsulat Jendral Malaysia di daerah.
Ketua Garda Igun Wicaksono, mengatakan, aksi massa itu tidak berkoordinasi dengan pihak Gojek.
“Tidak ada, ini murni dari pengemudi. Kami tidak membicarakannya dengan perusahaan Gojek dan Grab,” kata Igun.
CNNIndonesia.com sudah meminta konfirmasi kepada Gojek, namun belum ada jawaban.
Igun mengatakan pihaknya meminta mediasi dengan Kedubes Malaysia sebelum jadwal demonstrasi digelar. Dia berharap mediasi itu bisa dilakukan pada pekan ini.
“Mungkin minggu ini kita akan minta mediasi dulu, dari pihak-pihak mungkin apakah Kemenlu (Kementerian Luar Negeri), kepolisian, atau dari pihak mana yang mau memediasikan,” ucap Igun.
Bila sampai Kamis (29 Agustus) atau Jumat (30 Agustus) Garda tetap belum mendapatkan respons dari Kedubes Malaysia. Menurut Igun pihaknya akan meminta izin kepolisian untuk menggelar demonstrasi.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.