Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
LENSAPANDAWA.COM – Grab dikabarkan akan menggelontorkan US$500 juta atau sekitar Rp7 triliun untuk operasional bisnis mereka di Vietnam dalam lima tahun ke depan.
Dana ini rencananya akan digunakan untuk ekspansi layanan transportasi, pesan antar makanan, dan pembayaran.
Presiden Grab Ming Maa mengungkapkan karakteristik Vietnam yang sama dengan Indonesia menjadi alasan di balik rencana tersebut.
“Kami sangat senang dengan Vietnam. Kami melihat adanya kesamaan karakteristik dengan Indonesia. Saya berharap kita menginvestasikan lebih dari beberapa ratus juta dolar untuk menumbuhkan bisnis di Vietnam,” kata Maa disela wawancara dengan Reuters.
Sebelumnya Grab sudah lebih dulu mengumumkan rencana untuk menggelontorkan US$2 miliar untuk bisnisnya di Indonesia selama 2019.
Dibandingkan kompetitor, bisnis Grab di Vietnam terhitung unggul. Aplikasi Grab bahkan mengantongi angka unduhan paling banyak di Vietnam.
Dana yang digelontorkan rencananya akan digunakan untuk mengembangkan layanan dompet pembayaran digital untuk transaksi pengguna.
Sebelumnya pada 2018 lalu Grab telah bekerja sama dengan fintech Vietnam, Moca untuk meluncurkan dompet digital. Grab juga membentuk usaha patungan (joint venture) dengan perusahan Jepang, Credit Saison untuk menawarkan pinjaman dan analisis kredit ke pelanggan dan UKM di Asia Tenggara.
Maa mengakui jika layanan dompe digital bisa memberikan Grab data berharga terkait pelanggan dan pengemudi. Data ini disebut bisa membuat Grab mengembangkan layanan produk finansial lain seperti asuransi dan kredit.
Sebagai langkah selanjutnya, Maa mengatakan pihaknya tertarik untuk mengajukan lisensi bank digital.
“Dengan menggunakan kekuatan deflasi seperti perbankan digital, kami dapat menyediakan layanan keuangan yang sangat mirip dengan biaya yang jauh lebih rendah daripada yang dapat disediakan oleh bank tradisional,” kata Maa.