Harga Mobil di Indonesia Naik di Tengah Pandemi Corona

0
156
Harga Mobil di Indonesia Naik di Tengah Pandemi CoronaIlustrasi mobil. (Adhi Wicaksono)

LENSAPANDAWA.COM – Harga mobil dari sejumlah produsen otomotif naik di tengah pandemi wabah virus corona (Covid-19) di Tanah Air. Kenaikan harga berkisar Rp1 juta hingga Rp3 juta.
Daihatsu menjadi salah satu produsen yang mengerek harga jual mobilnya per April 2020. Perusahaan menyebutkan alasan kenaikan bandrol produk lantaran menyesuaikan Bea Balik Nama (BBN) 2020, bukan berdasarkan faktor nilai tukar mata uang.
Diketahui nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tak stabil sejak Indonesia diguncang corona pada awal Maret 2020. Hari ini nilai tukar sudah mencapai Rp16.412 per dolar AS.
”Iya jadi ada kenaikan, bukan karena dolar tapi BBN,” kata Direktur Marketing ADM Amelia Tjandra melalui press conference online, Senin (6/4).

Amelia mengatakan pada Januari manajemen sempat menaikkan harga namun belum penuh menyesuaikan tarif BBN 2020. Oleh sebab itu pihaknya kembali menaikan harga mobil per April ini untuk menyamakan dengan BBN.
Amelia menuturkan hanya Ayla dan Sirion baru yang tak naik harga sebab bandrolnya sudah disamakan dengan BBN 2020.
”Kalau Ayla dan Sirion itu baru meluncur jadi sudah gunakan BBN 2020, nah ini tinggal yang lain disesuaikan seperti Gran Max dan Luxio naik Rp1 juta, Xenia Rp2,1 juta, dan Terios Rp1,5 juta,” ucap dia.

Produsen lain yang mengerek harga mobil yakni Toyota. Namun, menurut Direktur Marketing Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi kenaikan harga mobil Toyota hanya berlaku buat dua model, yakni Fortuner Rp1,6 juta dan Dyna Rp3 juta.
”Jadi kenaikan bukan karena mata uang, lebih ke cost review termasuk inflasi dan lainnya saja,” kata Anton.
Sementara itu Business Innovation and Marketing and Sales Director Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy memastikan pihaknya tak menaikkan harga jual produk-produk Honda.
Menurut Yusak pihaknya belum terpikir menaikkan harga jual karena pertimbangannya melihat gairah permintaan kendaraan di Indonesia yang sedang surut.
”Dalam kondisi saat ini, kami ingin berusaha meringankan konsumen dan membuat pasar tetap bergairah. Namun demikian, kami akan terus memantau situasi yang berubah dengan cepat saat ini dan melakukan action yang sesuai ke depannya,” kata Yusak.


(ryh/DAL)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here