Ilustrasi (AP Photo/Michael Probst)
LENSAPANDAWA.COM – Sejak Minggu (13/10) Bulan memasuki fase purnama. Di dunia barat, fenomena bulan purnama pada bulan Oktober ini dikenal dengan Hunter’s Moon. Hari ini adalah hari terakhir fase purnama Bulan yang setelah berlangsung selama tiga hari.
Di negara subtropis Amerika Serikat, istilah Hunter’s Moon atau Bulan para Pemburu merupakan pemberian dari suku asli Amerika untuk bulan purnama yang terjadi pada pertengahan Oktober. Menurut almanak petani peristiwa ini atau setelah bulan purnama Harvest Moon (Bulan Panen), seperti ditulis situs NASA.
Hunter’s Moon menandakan musim perburuan telah tiba. Biasanya, hewan-hewan seperti rusa dan rubah akan keluar pada malam hari untuk memungut biji-bijian sisa dari musim panen di ladang. Para pemburu akan lebih mudah melihatnya karena kondisi ladang yang sudah terbuka dan dibantu dengan terangnya cahaya Hunter’s Moon.
Namun, menurut Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN Rhorom Priyatikanto Indonesia tidak memiliki istilah khusus untuk bulan purnama di Oktober. Menurutnya, istilah khusus itu merupakan sebutan tradisional yang berakar dari suku Indian di Amerika.
“Di Indonesia, sepertinya tidak dikenal istilah semacam itu karena daerah tropis punya pola musim yg berbeda dibandingkan daerah subtropis seperti di Amerika,” jelas Rhorom saat dihubungi CNNIndonesia.com pada Senin (14/10).
Rhorom pun menambahkan, Hunter’s Moon adalah istilah purnama setelah ekuinoks. Ini adalah istilah yang digunakan ketika bagian ekuator Bumi tepat melewati bagian tengah matahari. Hal ini terjadi dua kali dalam setahun sekitar 20 Maret dan 23 September.
Bagi kita yang berada di Bumi dan berada di garis khatulistiwa seperti Indonesia, tampak seolah-olah mahatari Ketika matahari berada tepat di atas kepala saat siang hari. Sehingga, penghuni sekitar ekuator ini bisa menikmati fenomena hari tanpa bayangan.
“Ekuinoks bulan September memang berdekatan dengan perubahan musim dari kemarau ke hujan,” ujarnya.
Di negara subtropis, Hunter’s Moon ini menyebabkan bulan akan terlihat begitu besar dan berwarna oranye. Di India bulan ini diinamakan Sgarad Purina. Ini adalah penanda festival panen dan menjadi penanda berakhirnya musim hujan.
Bagi umat Budha bulan ini dinamakan Pavarana. Penanda akhir dari Vassa, masa puasa pendeta Buddha selama tiga bulan. Di Laos, bulan ini menjadi penanda Festival Balap Perahu. Di Sri Lanka, ini adalah waktu festival Kathina dimana orang-orang memberikan sedekah bagi para bhiksu.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.